Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Sabtu, 10 September 2016

Dicalonkan Gubernur DKI Jakarta 2016, Risma Sebut Takdir Tuhan





KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kader terbaik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tri Rismaharini meminta seluruh pihak untuk memahami apabila terjadi perubahan. Walikota perempuan yang dikenal di tingkat international ini menyatakan, pada saatnya nanti dirinya akan bicara ‘blak-blakan’ seputar pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2016.

Risma panggilan akrab Walikota Surabaya ini mengaku, tidak mau bicara sekarang karena dirinya sudah berkomitmen untuk bicara soal itu kepada siapapun. Risma hanya menegaskan, bila perubahan itu terjadi, maka perubahan itu adalah kehendak Tuhan dan sudah bukan ranah manusia lagi.

“Saya sudah komitmen kepada yang melarang saya ngomong. Jika nanti ada perubahan, itu karena Tuhan, sudah bukan manusia lagi yang mengatur. Betul itu, intinya, itu sudah ngomong takdir,” kata Risma kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat(9/9/2016) sore.

Risma menuturkan sering berkomunikasi dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat(DPP) PDIP, Megawati Soekarnoputri. Namun, Risma mengaku materi pembicaraannya dengan Mega bukan soal politik. Menurut Risma, dia diajari Mega soal penanganan bencana basah dan kering. Risma juga diajari persoalan makanan yang bisa menambah gizi, termasuk pada anak-anak.

“Soal pilkada DKI Jakarta tidak ada (pembicaraan), dan tidak harus dibahas,” ujarnya.

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu juga mengaku mengenal baik Megawati. Bahkan, saat dia direkomendasikan untuk maju sebagai calon Wali Kota Surabaya periode kedua, Megawati sudah menyampaikan lebih dulu. Menurut Risma, saat itu dia tidak berupaya meminta agar rekomendasi Mega jatuh kepadanya.

“Pas ke sana (rumah Mega) diomongin, pokoknya Mbak Risma saya kasih yang kedua (menjadi Wali Kota Surabaya). Itu betul memang aku enggak minta,” katanya.

Soal pertemuannya dengan Megawati serta pimpinan media massa, Risma mengaku tidak tahu-menahu agenda itu. Megawati, kata Risma, hanya merasa kasihan dengan dia karena sering dikejar-kejar wartawan.

“Jadi bukan dipertemukan, karena setelah saya ngajar tiba-tiba ada pimpinan media. Aku gak tahu,” katanya.

Saat itu, Risma mengaku menjauh, sehingga tidak bicara apa-apa dengan Megawati maupun dengan pimpinan media. Ketika didesak lagi soal pilkada DKI Jakarta, Risma lagi-lagi hanya menyampaikan pada saatnya nanti akan blak - blakan.

“Nanti suatu saat aku akan bicara," pungkasnya. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar