Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Indro Purwoko tidak menampik kondisi rawan konflik yang bisa saja terjadi di rutan dan lapas di Jatim. “Segala kemungkinan bisa terjadi, namun kami berusaha semaksimal mungkin mengantisipasi hal-hal seperti itu,” ujarnya saat dikonfirmasi, (20/8).
Sesuai data Kanwil Kemenkumham Jatim tercatat sampai saat ini ada 25rutan dan lapas yang mengalami overload. Dan hanya ada 10 rutan/lapas saja yang tidak mengalami kelebihan penghuni. Yang paling parah kondisi over kapasitasnya yaitu Rutan Klas I Surabaya.
Sesuai data Kanwil Kemenkumham Jatim tercatat, rutan itu mengalami over kapasitas hingga mencapai tiga kali lipat. Rutan Medaeng yang hanya memiliki kapasitas 504 napi/tahanan itu saat ini memiliki 1.542 napi/tahanan itu hanya dijaga sebanyak 142 sipir saja. Jelas jumlah sipir tak akan bisa mengantisipasi jika Rutan Medaeng terjadi kerusuhan.
Kondisi serupa juga menimpa Lapas klas IIB Banyuwangi, di mana saat ini mengalami over kapasitas mencapai tiga kali lipat. Dari total kapasitas 260 napi/tahanan, ternyata Lapas Banyuwangi diisi sebanyak 842 napi/tahanan.
Sementara itu, hanya ada sebanyak 10 rutan dan lapas yang masih longgar, di antaranya adalah Lapas Anak Klas IIA Blitar, Lapas Klas IIA Pamekasan, Lapas Klas IIB Bondowoso, Lapas Klas IIB Pasuruan, Rutan Klas IIB Sampang, Rutan Klas IIB Situbondo, Rutan Klas IIB Sumenep, Rutan Klas IIB, Rutan Klas IIB Trenggalek, dan Rutan Klas IIB Kraksaan.“Kondisinya sebagian besar rutan/lapas yang kami miliki telah mengalamioverkapasitas,” tandasnya.
Ditanya apakah ada langkah untuk memulai pembangunan yang memiliki kapasitas besar, Indro mengaku belum terpikirkan soal itu. “Itu yang mengurusi pusat, kami hanya menjalankan perintah dari pusat soal pembangunan,” paparnya.
Jumlah napi/tahanan narkoba yang mendominasi penghuni rutan/lapas. “Banyaknya napi/tahanan kasus narkoba membuat rutan/lapas menjadioverkapasitas hingga berkali-kali lipat,” akunya. (Komang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar