Tri Rismaharini |
KABARPROGRESIF.COM : Tri Rismaharini yang sering mendamprat orang meski dilakukannya di depan umum kembali terjadi. Kali ini sikap yang bisa dikatakan tak beretika bahkan tak terpuji ditunjukkan oleh Walikota perempuan pertama kali di Kota Surabaya terhadap seorang wartawan media cetak nasional.
Seolah sok penguasa dengan lantang Risma sapaan Walikota Surabaya memarahi dan mempermalukan wartawan Jawa Pos, Ilham Wancoko. Parahnya lagi, tabiat buruk Risma ini dilakukannya dihadapan para undangan, pejabat dan anggota de-wan Surabaya . “Kenapa kamu menulis berita itu, apa gak ada berita yang lain,” cetus Risma sambil menunjuk-nunjukan jarinya di depan Ilham dengan suara keras (16/10).
Ilham sendiri saat itu sontak merasa kaget mendapat ‘cacian’ dari Risma. Wartawan Jawa pos ini tak bisa berbuat banyak, ia hanya terdiam memandang Risma seolah dengan seksama mendengarkan ‘ocehan’ Risma yang tak ada hentinya itu.
Padahal pemberitaan yang menulis tentang mobil dinas tersebut sama sekali tidak menyinggung Walikota Surabaya ini. Bahkan Risma juga akan mengadukan perbuatan wartawan tersebut ke pimpinan media yang dikenalnya.“Pokoknya saya gak mau menjawab pertanyaanmu lagi. Awas nanti saya laporkan Pak Dahlan Iskan,” Ancam Risma dengan mata melotot serta raut wajah yang’menyeramkan.’
Lama mendapat intervensi, Ilham pun akhirnya mencoba membela diri dengan menyebut pemberitaan itu adalah komentar dari Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono. “Tapi itu kan komentarnya pak Baktiono (Ketua Komisi D) bu. Bukan tentang Pemkot,” jawab Ilham datar.
Dasar tabiat Risma yang terkenal tak mau dibantah, merasa malu apalagi sudah terlanjur marah-marah, dengan sikap-nya yang sok otoriter itu, sedikit keceplosan, Risma membongkar yang disinyalir adanya ‘upeti’ yang kemungkinan berasal dari APBD Surabaya terhadap media tersebut. “Kurang apa saya coba? Pokoknya saya gak mau jawab pertanyaanmu lagi. Kayak gak ada berita lain aja,” katanya dengan nada tinggi.
Beruntung kejadian itu tak sampai berlarut-larut, mengetahui kejadian yang tak lazim, Ketua DPRD Surabaya M. Machmud yang berada tak jauh langsung mendatangi walikota dan Ilham untuk menenangkan suasana.
Mantan Wartawan ini mencoba menjelaskan kepada walikota terkait fakta dibalik sebuah be-rita. Seketika itu Risma langsung terdiam, seakan dia malu atas perbuatan yang tak sepatutnya dilakukan oleh seorang walikota.
Terkait berita yang ditulis-nya, Ilham mengaku tidak menyinggung kebijakan walikota terkait mobil dinas.
Bahkan, dalam berita yang dimuat Jawa Pos, Selasa (15/10) itu dijelaskan mobil dinas Pemkot dikandangkan pada saat hari raya Idul Adha, tapi anehnya, untuk mobil dinas anggota dewan sebaliknya sehingga bisa digunakan untuk kepentingan pribadi. “Wawancara itu komentar Baktiono yang juga mengkri-tisi terkait mobil Ketua dewan yang dapat jatah bensin dan diganti jika rusak. Sedangkan bagi anggota dewan lainya tidak. Nah, ini kan aneh kok walikota yang emosi,” kata Ilham heran. (*/arf)
Seolah sok penguasa dengan lantang Risma sapaan Walikota Surabaya memarahi dan mempermalukan wartawan Jawa Pos, Ilham Wancoko. Parahnya lagi, tabiat buruk Risma ini dilakukannya dihadapan para undangan, pejabat dan anggota de-wan Surabaya . “Kenapa kamu menulis berita itu, apa gak ada berita yang lain,” cetus Risma sambil menunjuk-nunjukan jarinya di depan Ilham dengan suara keras (16/10).
Ilham sendiri saat itu sontak merasa kaget mendapat ‘cacian’ dari Risma. Wartawan Jawa pos ini tak bisa berbuat banyak, ia hanya terdiam memandang Risma seolah dengan seksama mendengarkan ‘ocehan’ Risma yang tak ada hentinya itu.
Padahal pemberitaan yang menulis tentang mobil dinas tersebut sama sekali tidak menyinggung Walikota Surabaya ini. Bahkan Risma juga akan mengadukan perbuatan wartawan tersebut ke pimpinan media yang dikenalnya.“Pokoknya saya gak mau menjawab pertanyaanmu lagi. Awas nanti saya laporkan Pak Dahlan Iskan,” Ancam Risma dengan mata melotot serta raut wajah yang’menyeramkan.’
Lama mendapat intervensi, Ilham pun akhirnya mencoba membela diri dengan menyebut pemberitaan itu adalah komentar dari Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono. “Tapi itu kan komentarnya pak Baktiono (Ketua Komisi D) bu. Bukan tentang Pemkot,” jawab Ilham datar.
Dasar tabiat Risma yang terkenal tak mau dibantah, merasa malu apalagi sudah terlanjur marah-marah, dengan sikap-nya yang sok otoriter itu, sedikit keceplosan, Risma membongkar yang disinyalir adanya ‘upeti’ yang kemungkinan berasal dari APBD Surabaya terhadap media tersebut. “Kurang apa saya coba? Pokoknya saya gak mau jawab pertanyaanmu lagi. Kayak gak ada berita lain aja,” katanya dengan nada tinggi.
Beruntung kejadian itu tak sampai berlarut-larut, mengetahui kejadian yang tak lazim, Ketua DPRD Surabaya M. Machmud yang berada tak jauh langsung mendatangi walikota dan Ilham untuk menenangkan suasana.
Mantan Wartawan ini mencoba menjelaskan kepada walikota terkait fakta dibalik sebuah be-rita. Seketika itu Risma langsung terdiam, seakan dia malu atas perbuatan yang tak sepatutnya dilakukan oleh seorang walikota.
Terkait berita yang ditulis-nya, Ilham mengaku tidak menyinggung kebijakan walikota terkait mobil dinas.
Bahkan, dalam berita yang dimuat Jawa Pos, Selasa (15/10) itu dijelaskan mobil dinas Pemkot dikandangkan pada saat hari raya Idul Adha, tapi anehnya, untuk mobil dinas anggota dewan sebaliknya sehingga bisa digunakan untuk kepentingan pribadi. “Wawancara itu komentar Baktiono yang juga mengkri-tisi terkait mobil Ketua dewan yang dapat jatah bensin dan diganti jika rusak. Sedangkan bagi anggota dewan lainya tidak. Nah, ini kan aneh kok walikota yang emosi,” kata Ilham heran. (*/arf)
0 komentar:
Posting Komentar