KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pesatnya pertumbuhan kota Surabaya menjadi kota bisnis mengakibatkan semakin ketatnya persaingan untuk meraih kepuasan konsumen terutama di bidang perhotelan.
Tak ayal, para pengusaha hotel pun berlomba-lomba memberi kepuasan dan kenyamanan para pelanggannya. Dengan menawarkan berbagai kemudahan dan iming-iming agar masyarakat segera mengakses apa yang diperlukan dengan cukup mudah bahkan segi keamanan pun sangat diutamakan demi kenyamanan para pelanggan.
Namun sayang, dengan banyaknya fasilitas dan kemudahan tersebut, malah
membuat masyarakat semakin bingung untuk menentukan pilihannya. Masyarakat
sendiri kebanyakan lebih memilih melepas kepenatan di luar daerah ketimbang
memilih di kota besar. Hal ini dikarenakan adanya rasa kejenuhan akan aktifitas
dan hiruk pikuknya peradaban kota serta tekanan polusi yang cukup membayakan.
Kecenderungan inilah menjadi sebuah peluang bagi beberapa dunia perhotelan yang ada di Surabaya untuk sedikit merubah dan menyulap sebagian lahannya menjadi sebuah tempat yang dirasa ‘mirip’ pedesaan. Meski tak semirip desa, namun hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi pelanggan hotel. Mereka seolah dapat berfantasi bila berada di area hotel tersebut. Hotel Garden Palace merupakan salah satu dari beberapa hotel yang turut menyemangati untuk peduli terhadap lingkungan akan penghijauan.
Berada
di pusat jantung kota Surabaya, yang padat akan himpitan gedung yang megah. Tak
membuat Hotel yang berada tepat di depan kantor DPRD Surabaya tersebut berciut
nyali menyulap sebagian kecil lahannya untuk ditanami berbagai macam tanaman.
Tak tanggung-tanggung tanaman atau pohon yang membuat rindang area hotel Garden
Palace tersebut merupakan tanaman atau pohon yang sangat produktif dan tentunya
para pengunjung pun juga dapat menikmati dan merasakan .
“ Banyak tanaman produktif yang sengaja kita tanam, dihalaman hotel, dimana selain untuk menciptakan kesan asri, kita juga bisa memanfaatkan hasil tanaman tersebut, seperti pohon mangga , pohon Nangka, pohon beringin, pohon Kelapa dan boleh dinikmati oleh tamu hotel ketika ada buahnya ,” Ujar Sakir Cheef Enggenering.
“ Banyak tanaman produktif yang sengaja kita tanam, dihalaman hotel, dimana selain untuk menciptakan kesan asri, kita juga bisa memanfaatkan hasil tanaman tersebut, seperti pohon mangga , pohon Nangka, pohon beringin, pohon Kelapa dan boleh dinikmati oleh tamu hotel ketika ada buahnya ,” Ujar Sakir Cheef Enggenering.
Pemakian lahan hijau yang minim oleh pengelola Hotel Garden Palce ini
juga semata-mata memberikan kontribusi yang sangat besar dan dukungan terhadap
kota Surabaya untuk tercapainya sebuah program bangunan hijau (Green Building)
Tak hanya hutan kota maupun bangunan hijau (Green Building) namun tambah
Sakir, Garden Palace hotel juga melakukan efisiensi terhadap berbagai
pengeluaran yang tentunya juga ada kaitannya dengan problem pemerintah ksusunya
dalam hal listri. Saat ini garden Palace Hotel lebih memilih penghematan daya
listrik dengan mengganti berbagai penerangan yang dirasa pemakaiannya cukup
memboroskan. “ Semua lampu pijar kita ganti dengan LED.” Akunya.
Tak hanya soal lampu, peralatan elektronik lainnya yang dirasa pemakaiannya
dapat diminimalisir juga dilakukan penekanan. Contonya dengan menambahkan
sebuah alat pada sentral listrik yang dipergunakan untuk penggunaan komputer
maupun lap top dengan memasangkan saklar ke satu saluran. “ Kita tinggal
matikan saklar maka semua lap top sudah mati.” Jelasnya.
Green Building yang diterapkan oleh Garden Palace hotel tidak hanya pada sebuah benda mati saja, namun juga dilakukan terhadap semua karyawan maupun tamu hotel. Bagi karyawan yang kiranya akan melakukan aktifitas menggunakan lif, alangkah baiknya mempergunakan tangga bila aktifitas itu cukup satu lantai. Hal ini selain meminimalisir penggunaan energi listrik, juga untuk memberi kebugaran dan kesehatan bagi karyawan.
Tamu hotel pun tak ketinggalan untuk diajak mengurangi beban pemerintah
akan minimnya penghasil listrik yang tiap tahun semakin menurun serta
mensukseskan program green building. Namun konsep ini tak bisa dipaksakan
sebab, bila proram penghematan pemakaian laundry berjalan namun disisi lain
memberikan kesengsaraan terhadap pelanggan. Maka salah satu jalan keluar yakni
pilihan ada pada pelanggan.
” Yang kita jual formatnya. Listrik turuk tapi tamu turun.” Ungkap Sakir.
” Yang kita jual formatnya. Listrik turuk tapi tamu turun.” Ungkap Sakir.
Kriteria bangunan hijau (Green Building) terdapat dua macam yaitu
bangunan baru dan bangunan lama. Sehingga ada perbedaan dalam penerapannya. Bangunan baru memiliki lima kriteria
tersendiri yakni, pengelolaan bangunan masa konstruksi, pengelolaan lahan dan
limbah, efisiensi energi, efisiensi air, serta kualitas udara dan kenyamanan
termal. Untuk bangunan lama kriteria meliputi, pengelolaan bangunan masa
operasional, konservasi dan efisensi energi, konservasi dan efisiensi air,
serta kualitas udara dan kenyamanan termal.
Garden Palace Hotel di jalan Yos Sudarso ,
yang masuk kriteria bangunan lama karena berdirinya sejak tahun 1983. Dengan memiliki
360 unit kamar, membuat pihak pengelola harus memutar otak untuk menambah
keasrian di dalam hotel tersebut. Meski dilakukan bertahap akibat desain hotel
yang yang sudah permanen yang dengan melengkapi green café dengan tanaman
berwarna hijau meski, tanaman tersebut terbuat dari plastic.
Dengan kekuatan kamar yang jumlahnya ratusan itu, ternyata semakin
menambah peluang pihak pengelolan untuk berimprovisasi. Energi panas yang
ditimbulkan melalui Heat Chelernya, yang biasanya dibuang sia- sia kini bisa
difungsikan untuk membuat air panas yang dapat dipakai sebagai air mandi.
“ Biasanya alat pendingin ruangan mempunyai energi buang yang suhunya panas, untuk itu saya manfaatkan ke air yang dingin, biar berubah menjadi air panas, untuk mandi para tamu hotel . Heat Chelernya itu ibarat Knalpot sepeda montor, nah knalpotnya yang difungsikan untuk memanaskan air,” aku Sakir.
“ Biasanya alat pendingin ruangan mempunyai energi buang yang suhunya panas, untuk itu saya manfaatkan ke air yang dingin, biar berubah menjadi air panas, untuk mandi para tamu hotel . Heat Chelernya itu ibarat Knalpot sepeda montor, nah knalpotnya yang difungsikan untuk memanaskan air,” aku Sakir.
Tak berhenti disitu saja, pengelola Garden Place Hotel dalam mewujudkan
Green Building, juga melakukan inovasi berupa Water Recovery dengan mengolah
air limbah untuk keperluan laundry, kamar mandi serta kebutuhan menyirami
tanaman.
“ Sudah saya lab kan dan memangil anak ITS, untuk mengecek hasil pengelolaan limba kami, ternyata hasilnya memuaskan dan masuk kategori air jernih , dan bisa dikomsumsi untuk keperluan mandi tamu hotel, laundry dan kebutuhan air untuk tanaman,” Ujar Sakir. (arief)
“ Sudah saya lab kan dan memangil anak ITS, untuk mengecek hasil pengelolaan limba kami, ternyata hasilnya memuaskan dan masuk kategori air jernih , dan bisa dikomsumsi untuk keperluan mandi tamu hotel, laundry dan kebutuhan air untuk tanaman,” Ujar Sakir. (arief)
0 komentar:
Posting Komentar