KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan keterampilan dalam memberikan dukungan kesehatan kepada Taruna Akademi Angkatan Laut serta segenap prajurit dan Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di AAL, Subdit Kesehatan Direktorat Personel AAL melaksanakan latihan kesehatan dan kegawatdaruratan selama tiga hari yang mulai Jumat (27/2) dan dipusatkan di Rumah Sakit dr. Naenggolan, AAL Bumimoro, Surabaya.
Latihan yang dipimpin Kasubditkes Ditpers AAL Letkol Laut (K) dr. Danny Danandjaja, M.Kes., MARS., terdiri dari berbagai macam materi, antara lain teori dan praktek dilaksanakan di Subditkes AAL dengan instruktur dari internal Subditkes AAL dan tim UGD rumah sakit TNI AL dr. Ramelan. Materi yang diberikan meliputi resusitasi jantung paru, penanganan gigitan ular, P3K pada patah tulang terbuka dan pendarahan, penanganan korban tenggelam, heat stroke, dan prosedur evakuasi.
Menurut Kasubditkes Ditpers AAL Letkol Laut (K) dr. Danny Danandjaja, M.Kes., MARS., selaku Perwira Pelaksana Latihan, bahwa dalam pelaksanaan dukungan kesehatan untuk mendukung kegiatan Taruna dan antap AAL, maka setiap personel Subditkes diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam hal kegawatdaruratan medis di lapangan. Oleh karena itu perlu diadakan suatu latihan kesehatan untuk memberikan pelatihan bagi personel Subditkes AAL.
Sedangkan maksud dari latihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan personel Subditkes AAL dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan Basic Life Support serta mengoptimalkan profesionalisme personel Subditkes AAL dalam melaksanakan dukungan kesehatan pada setiap kegiatan Taruna AAL, sehingga dapat terlaksana secara efektif, efisien, dan optimal.
Selama dua hari, peserta mendapatkan pelajaran teori dan peragaan oleh instruktur serta mendapat kesempatan untuk berlatih memperagakan setiap teori yang diterima, termasuk kegiatan TFG (Tactical Floor Game) untuk persiapan praktek kasus. Sedangkan pada hari ketiga yaitu penanganan kasus korban tenggelam, gigitan ular, dan patah tulang terbuka. Pada hari ketiga, peserta diuji dengan menyelesaikan tiga kasus kegawat daruratan yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Dari 15 orang peserta dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri 5 orang.
Setiap personel baik medis dan non-medis yang telah mendapatkan pelatihan diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dibidang kegawatdaruratan yang bisa diimplementasikan pada pelaksanaan tugas sehari-hari baik sebagai perorangan ataupun sebagai tim. Latihan ini bermanfaat bagi kesiapan personel dalam menghadapi kegawatdaruratan medis di lingkungan dinas ataupun di luar dinas.(arf)
0 komentar:
Posting Komentar