Pages - Menu

Halaman

Selasa, 21 April 2015

Peringati Hari Kartini dengan Berbagai Lomba

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Peringatan Hari Kartini di lingkup Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya berjalan semarak. Acara yang digelar di Taman Surya, Selasa pagi (21/4) tersebut dimeriahkan oleh berbagai lomba. Di antaranya, lomba masak nasi goreng, lomba makan kerupuk dan lomba tari poco-poco.

Asisten Bidang Pemerintahan Sekkota Surabaya, Yayuk Eko Agustin mengatakan, lomba masak nasi goreng diperuntukkan bagi para kepala dinas dan camat laki-laki. Sedangkan seluruh pejabat perempuan wajib mengikuti lomba makan kerupuk ala peringatan 17 Agustus. Sementara lomba tari poco-poco diikuti para peserta yang terdiri dari lurah dan pegawai pemkot eselon IV.

Lomba masak berjalan menarik. Tak jarang aksi pejabat pemkot dari kaum adam tersebut diselingi gelak tawa. Maklum, tidak semua terbiasa meracik bumbu dan mengolah nasi goreng di depan penggorengan.

“Iki kakean porsine (ini kebanyakan porsinya),” kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat meninjau jalannya lomba masak nasi goreng. “Iya bu, ini sengaja dibuat banyak karena anak buahnya banyak,” celetuk peserta lomba yang juga seorang camat itu.

Di samping lagak para peserta, nama-nama nasi goreng juga menambah daya tarik. Sebab, beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memilih nama unik. Misalnya, sego goreng mercon dari Camat Tambaksari, Nasgor “Jamur Mendem” karya Kepala Dinas Pertanian dan Nasgor “Terdampak Lokalisasi” hasil masakan Kepala Dinas Sosial.

Selain itu, ada pula Nasgor Raisin yang merupakan singkatan dari “Rambu Ikan Asin”. Nasgor tersebut diusung Kepala Dinas Perhubungan. Tampilannya pun dibuat menarik dengan penambahan ikon-ikon kecil bergambar rambu-rambu lalu lintas. Serta, tak ketinggalan Nasgor “Judge Bao” karya Kasatpol PP dan nasi goreng “Lantai Lima” oleh Kabag. Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Diberi label “Lantai Lima” karena kantor Bagian Pemerintahan dan Otoda memang berada di lantai lima gedung Pemkot Surabaya.

Kepala Dinas Pertanian Surabaya Djoestamadji menuturkan, nilai plus nasgor buatannya adalah keseluruhan bahan-bahan diambil dari mini-agrowisata milik distan. Seperti, sayur sawi, cabe, mentimun, jamur dan udang. Semua bahan tersebut dapat dijumpai di mini-agrowisata distan yang komplet meliputi hasil pertanian dan perikanan.

“Ini namanya nasgor ‘Jamur Mendem (mabuk)’, karena jamurnya asli dari mini-agrowisata. Tapi hati-hati, bisa mendem kalau kebanyakan karena ini pedas sekali,” candanya.

Berbeda dengan Djoestamadji yang tampil rileks, Kasatpol PP Irvan Widyanto justru mengaku sedikit nervous. Pasalnya, setiap peserta dibatasi oleh waktu sementara pria yang dikenal humoris ini jarang berhadapan dengan kegiatan masak-memasak. Kendati demikian, Irvan mencoba mengatasi rasa gugup tersebut dengan menampilkan aksi kocak. Dia memeragakan gerakan memotong bawang secara atraktif, padahal bawangnya sama sekali tidak terpotong. Aksi tersebut kontan mengundang gelak tawa seluruh audiens, termasuk walikota.

Mengenai nama nasi goreng “Judge Bao”, Irvan mengungkapkan bahwa nasi goreng tersebut didedikasikan bagi tim Judge Bao Satpol PP yang kesehariannya bertugas melakukan monitoring keliling terhadap target penegakan perda.

Kemeriahan juga terasa saat lomba makan kerupuk. Dengan berpakaian kebaya, para srikandi pemkot berlomba-lomba menjadi yang pertama menghabiskan kerupuk. Beberapa peserta terlihat kesulitan karena kerupuk yang digantung pada tali berulang kali tertiup angin.

“Wah ini seru sekali. Asik untuk ramaikan Hari Kartini,” ujar Kepala Dinas PMK Chandra Oratmangun saat ditemui usai lomba. Meski mengikuti lomba, Chandra mengaku tetap siaga dan on call jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran.

Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menambahkan, kegiatan ini dipastikan tidak akan mengganggu pelayanan masyarakat. Sebab, sekretaris camat dan sekretaris lurah tetap stand by di kantor masing-masing. “Jika terjadi sesuatu, mereka wajib melaporkan kepada camat/lurah dan camat/lurah dalam hal ini diperkenankan meninggalkan lokasi karena tetap yang diutamakan adalah kepentingan masyarakat,” terangnya.

Wanita Hendaknya Tidak Merasa Superior

Momen peringatan Hari Kartini pada Selasa pagi (21/4) di Taman Surya dimanfaatkan Walikota Tri Rismaharini untuk mengingatkan makna perjuangan RA Kartini. Menurut dia, wanita masa kini sudah memperoleh persamaan hak. Tapi, di sisi lain, juga tidak boleh berperilaku seenaknya.

“Jangan gara-gara punya jabatan, punya prestasi dan gaji lebih besar, perempuan bisa sewenang-wenang di rumah,” kata walikota perempuan pertama di Surabaya tersebut.

Dengan kata lain, Risma -sapaan walikota- menghimbau wanita harus mampu membagi peran antara pekerjaan dan sebagai ibu atau istri. “Setinggi apa pun posisi seorang perempuan di kantornya, di rumah dia tetap seorang istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Jangan sampai rasa superior di lingkungan pekerjaan dibawa ke rumah,” tuturnya.

Pesan tersebut dikumandangkan Risma karena, menurut dia, seorang ibu memegang peran penting dalam sebuah keluarga. Seorang ibu bisa menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi suami dan anak-anaknya. Untuk itu, Risma berkeyakinan, perempuan yang berhasil dalam karirnya juga seharusnya bisa berhasil pula dalam membina keluarganya.

“Sekali lagi saya ucapkan selamat Hari Kartini. Semoga semangat perjuangan RA Kartini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh wanita nusantara,” pungkas walikota yang masuk jajaran 50 pemimpin terbaik versi Fortune. (arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar