KABARPROGRESIF.COM : (Mojokerto) Boomingnya program ketahanan pangan nasional menuju Swasembada Pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Bapak Ir. Joko Widodo pada Desember tahun lalu bukan sekedar isapan jempol belaka, apalagi sejak ditanda tangani Mou antara kementrian pertanian dengan TNI-AD, yang secara sporadis ditindak lanjuti dengan Mou antara Dispertan dan para Dandim di tingkat daerah.
Demikian halnya di wilayah Kodam V/Brw, khususnya wilayah Korem 082/CPYJ yang telah membuktikan pada masa tanam pertama dengan raihan hasil terbaik di jajaran Kodam V/ Brw, dan untuk wilayah Jawa Timur juga berhasil meraih prestasi terbaik nasional dalam upaya khususnya menuju swasembada pangan dengan penggunaan anggaran Upsus terkecil jika dibanding dengan propinsi lainnya di Indonesia.
Dijelaskan oleh Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Irham Waroihan, bahwa pencapaian Upsus diwilayahnya hingga berakhirnya masa tanam pertama dari Oktober 2014 sampai dengan Maret 2015 adalah 103.4 persen, dan capaian prestasi ini sama dengan yang dicapai di tingkat Kodam V/ Brw, ditambahkan juga olehnya bahwa hal tersebut merupakan keberhasilan bersama dari seluruh prajurit Korem 082/CPYJ yang dipimpinnya, dan berharap pada masa tanam berikutnya Korem 082 dapat lebih baik dan lebih sukses lagi, sehingga program ketahanan pangan di wilayah Korem 082/CPYJ dapat terwujud hingga tahun 2017 yang akan datang.
Ketika ditanya oleh (Tim dari Dispenad) Mayor Inf Hari Wibowo seputar keberhasilan tersebut, Kolonel Irham menjelaskan bahwa bibit, pupuk, alsintan dan hasil panen adalah berbagai faktor penentu dalam keberhasilan tersebut, yang harus dikelola secara bijaksana dengan melaksanakan koordinasi yang baik dilapangan, guna memperoleh sinergitas peran antar pihak terkait dilapangan.
Yang menarik selama dua bulan lebih kepemimpinannya di Korem 082, pihaknya telah berhasil mengungkap 16 kasus penyelewengan pupuk bersubsidi di seluruh wilayah Korem 082, lebih menarik lagi bahwa dari 16 kasus tersebut 10 kasus berhasil diungkap berdasarkan informasi dari masyarakat dan hal tersebut adalah bukti kepercayaan masyarakat kepada TNI, pihaknya sangat bersyukur atas kepercayaan yang ditunjukkan oleh masyarakat kepada TNI khususnya prajurit Korem 082 dan atas koordinasi yang baik dengan pihak kepolisian maka kasus beserta semua barang buktinya telah diserahkan kepada pihak kepolisian guna diproses secara hukum.
Demikian halnya tentang adanya penyelewengan dalam pedistribusian alsintan, ada kasus yang seharusnya Hand Tracktor diperuntukkan ke Desa “ A “, namun karena adanya pelicin dari oknum tertentu sehingga Hand Tracktor tersebut bisa diperuntukkan ke Desa “ B”, dan hal ini di ketahui oleh Babinsa setempat dan akhirnya bisa diluruskan dan bisa didistribusikan tepat sasaran sesuai rencana.
Menyangkut hasil panen yang tidak mampu ditampung oleh Bulog, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya keterbatasan daya tampung Bulog dan keterpaksaan petani untuk terlibat dengan tengkulak dari proses pembibitan hingga masa panen, hal tersebut menyebabkan petani mau tidak mau menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah dari Bulog. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar