KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Perawatan kesehatan menjadi yang terutama bagi para lansia di UPTD Griya Wreda Surabaya. Oleh karenanya, sepuluh perawat pendamping selalu memonitor kondisi kesehatan penghuni griya wreda setiap harinya.
“Di sini ada 10 perawat pendamping plus satu dokter. Monitoring kesehatan dilaksanakan setiap hari yang terbagi dalam 3 shift. Tiap shift diisi 3 petugas sementara 1 petugas libur bergiliran,” terang Sugiyanto, Plt. Kepala UPTD Griya Wreda Surabaya.
Para petugas di griya wreda Surabaya selalu siap siaga bilaman ada lansia yang sakit. Prosedurnya, penanganan kesehatan penghuni dijamin oleh pemkot melalui mekanisme rujukan. Surat keterangan tidak mampu dibuat oleh dinas sosial (dinsos) guna merujuk lansia dari puskesmas ke rumah sakit. Sedangkan untuk transportasi dari griya wreda menuju rumah sakit maupun puskesmas memanfaatkan fasilitas ambulans gratis milik dinsos.
Sugiyanto mengatakan, jumlah penghuni griya wreda saat ini sebanyak 50 lansia, dengan rincian 19 laki-laki dan 31 perempuan. Rentang usia berkisar antara 70 sampai 90 tahun. Latar belakang para lansia tersebut beragam. Ada yang merupakan hasil razia di lapangan, serta ada pula yang diserahkan oleh masyarakat berbekal surat rekomendasi dari camat setempat. Surat tersebut ditujukan kepada dinsos dengan tembusan walikota. Sedangkan surat keterangan terlantarnya dibuat oleh kelurahan masing-masing.
“Kriteria penghuni di sini (griya wreda) semuanya adalah warga Surabaya yang miskin dan terlantar serta tidak punya keluarga lagi,” kata pria yang sempat berdinas di UPTD Liponsos Keputih ini.
Lebih lanjut, Sugiyanto menuturkan, dari 50 penghuni griya wreda, 30 persen diantaranya dalam kondisi sakit. Mayoritas penyebab lansia yang sakit bukan karena minimnya perhatian perawat, melainkan lebih dikarenakan faktor usia. Oleh karenanya, jenis penyakit yang kebanyakan dialami para penghuni griya wreda adalah lemah otot (lumpuh) karena tua. “Selain itu, ada juga yang asam urat,” imbuh dia.
Menyadari hal tersebut, petugas di UPTD Griya Wreda Surabaya memberi perhatian khusus bagi setiap lansia yang sakit. Perhatian yang diberikan meliputi pengobatan intensif, pengecekan kondisi tubuh serta pengaturan menu makan.
Di samping perawatan kesehatan, UPTD Griya Wreda Surabaya juga mempunyai program rutin lainnya. Di antaranya, pemberian makan rutin 3 kali sehari, pemberian pakaian bersih dan layak pakai hingga program kegiatan keagamaan. “Para tokoh agama, seperti ustadz dan pendeta rutin datang ke griya wreda memberikan siraman rohani bagi pemeluk agama masing-masing,” ujarnya.
Sugiyanto menambahkan, pihaknya ancang-ancang mengajukan penambahan anggaran dari semula 50 penghuni menjadi 75 penghuni. Hal itu seiring hampir rampungnya gedung baru. Dengan demikian, daya tampung griya wreda meningkat 25 orang. “Kalau gedung baru sudah jadi ya kapasitas di sini bisa lebih banyak. Bisa sampai 75 orang,” pungkasnya. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar