KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Perkembangan teknologi yang semakin canggih, tidak dipungkiri berangsur-angsur telah membuat nilai-nilai kebangsaan yang dulu pernah ditanamkan para pendahulu bangsa, luntur. Empat pilar kebangsaan yang semestinya diharapkan menjadi pondasi utama, kini tak ubahnya hanya sebuah slogan. Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinnbeka Tunggal Ika, sudah tak lagi menjadi modal dasar untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan.
Ir. H. Adies Kadir, SH. M. Hum, anggota Komisi III DPR RI ini merasa prihatin lantaran anak-anak muda tak lagi banyak yang hafal akan Pancasila, lagu Indonesia Raya bahkan para pejuang yang telah berjuang mati-matian membela negara ini. Lewat seminar nasional, dengan mengambil tema, ‘Peran Empat Pilar Kebangsaan Ditengah Carut Marutnya Kepemimpinan Nasional’, Adies mencoba menyemangati betapa petingnya empat pilar itu dalam kehidupan sehari-hari.
“Sekarang kita, tidak perlu mengambil indikator terlalu jauh. Contohnya, seberapa banyak anak muda kita hafal lagu Indonesia Raya, bisa menghafal Pancasila. Kalau ini dibiarkan, akan fatal. Bisa jadi kalau tidak saat ini kita asah lagi, mereka lupa siapa presiden dan lainnya yang merupakan simbol negara. Jangan sampai anak-anak ini lebih terjerumus lagi, maka dari itu tugas kita untuk mengembalikan semua itu,” tegas Adies, Minggu (7/6) lalu saat menjadi pembicara kegiatan yang digelar oleh DPC Ormas Musyawarah Kekeluargan Gotong Royong (MKGR) Surabaya.
Dua pembicara yang hadir di Gedung Koni, Jawa Timur, Adies dan Ir. Whisnu Sakti Buana, mengajak undangan yang hadir berusaha menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut. Salah satunya, mengembalikan lagi semangat gotong royong lewat kerja bakti kampung yang sekarang sudah mulai ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Rasa kebangsaan, harus selalu kita tanamkan kepada warga negara Indonesia, khususnya generasi muda. Seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno, tentang ‘Jas Merah’, artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Artinya apa, sejarah bangsa ini sangat berarti dan jangan sampai ditinggalkan,”ujar Adies.
Pihaknya beharap generasi muda punya andil besar untuk membawa bangsa lebih maju dengan empat pilar itu. Salah satunya, berusaha mengajak kembali pemuda untuk lebih cinta dengan lingkungan, bangsa dan negara. Karena di tengah perkembangan teknologi, anak-anak muda kian sibuk dengan gadget dan dunia maya, tanpa peduli dengan bangsa ini.
Sementara itu, Wishnu Sakti Buana, yang tidak lain Wakil Walikota Surabaya ini, mengajak untuk mengembalikan nilai-nilai itu dengan mengembalikan gotong-royong. Cara termudah, yakni memgembalikan semangat kerja bakti kampung, yang belakangan mulai dilupakan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kenapa bisa carut marut..? karena nilai kebangsaan ini hanya slogan dan tidak mendarah daging. Ayo kita bumikan dan selami betul semangat kebangsaan ini. Perbedaan bukan masalah. Malah sebaliknya, perbedaan adalah modal dasar utama untuk bisa merekatkan. Contonya, kalau dasar kebangsaan seperti gotong royong belum mendarah daging, nonsen kita dapat membangun negara ini. Untuk bisa melakukan itu, mari kita budayakan kembali kerja bakti kampung yang mulai pudar. Dengan itu, saya yakin rasa gotong royong akan kembali tumbuh,” ajak Wishnu. (arf)
Senin, 15 Juni 2015
Home »
Metropolis
» Prihatin Lunturnya Nilai Kebangsaan, Hidupkan Gotong Royong Lewat Kerja Bakti
0 komentar:
Posting Komentar