Pages - Menu

Halaman

Senin, 22 Juni 2015

Tak Kenal Hari Libur, Dandim Kediri Terus Gerilya Kunjungi Desa-Desa Kawal Swasembada Pangan

KABARPROGRESIF.COM : (Kediri) Keberhasilan pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan dijadikan indikator kinerja Kodim 0809/Kediri dan lembaga penyuluhan pertanian serta penyuluh pertanian lapangan.  Dalam rangka pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan, Komandan Kodim 0809/Kediri Letkol Inf Purnomosidi, S.IP dalam sebulan terakhir ini begitu aktif mengunjungi desa-desa yang tersebar di Kecamatan Wates dalam wilayah Kab. Kediri yaitu ke Desa Gadungan, Desa Janti dan Desa Plaosan, pada Minggu (21/6/2015).

Kunjungan yang melibatkan sejumlah staf Kodim,  Kepala Desa Gadungan, Kepala Desa Janti dan Kepala Desa Plaosan Kec. Wates  Kab. Kediri serta perwakilan kelompok tani di lingkungan Pemkab Kediri itu dilakukan Dandim dalam rangka mengevaluasi Keberhasilan pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan.

            “Untuk mengetahui apakah pelaksanaan program Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan yang dilaksanakan di desa-desa tersebut benar-benar sudah tercapai, maka perlu diketahui dengan cara melihat dan terjun langsung ke lapangan,” ungkap Dandim, dalam satu kesempatan meninjau salah satu desa di wilayah Kecamatan Wates, baru-baru ini.

            Menurutnya, dengan melihat langsung ke lapangan, maka kita bisa mengetahui persis apa saja yang masih diperlukan untuk kemajuan Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan di desa. Sebaliknya, bagi program Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan yang belum tercapai, aparat terkait harus bisa menjelaskan kendala apa saja yang dihadapi di lapangan.

“Bapak Presiden telah menetapkan dalam waktu 2015-2017 Indonesia harus swasembada pangan terutama beras melalui Upaya Khusus (UPSUS) percepatan pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai.  Mulai tahun anggaran (TA) 2015 ini diharapkan program Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan di wilayah pedesaan sudah harus dicapai dan bisa dinikmati oleh masyarakat.  Hal itu sesuai target yang dipatok Pemerintah Pusat maupun Pemda Kediri melalui program yang dicanangkan,” bebernya.

Begitu pedulinya Dandim terhadap pelaksanaan Upaya Khusus (UPSUS) swasembada pangan di wilayah pedesaan, maka tidak heran jika dalam setiap kesempatan, Dandim selalu menekankan kepada para Staf di lingkungan Kodim Kediri untuk selalu mengedepankan pola pikir yang berkiblat pada kepentingan masyarakat.  Terutama yang ada di desa-desa dalam wilayah Kabupaten Kediri.

Pada kesempatan kunjungan kerja ke Desa Gadungan Kec. Wates yang diterima langsung oleh Perangkat dan perwakilan Petani di lapangan , Dandim menjelaskan tentang “bagaimana memaksimalkan penyerapan hasil gabah yang hasilkan petani pada musim panen yang dikelola oleh Bulog.   Terkait rendahnya penyerapan gabah petani tersebut, salah satunya diakibatkan terlambatnya laporan dari Bulog di daerah.   Selain itu juga karena adanya pedagang lebih dahulu melakukan pembelian, bukan karena produksi tidak ada.  Yang terjadi di lapangan justru banyak pedagang yang melakukan penimbunan gabah sehingga tidak masuk ke pasaran. Hal patut mendapat perhatian pihak terkait untuk dievaluasi kebenarannya”, tandasnya.

Setelah itu Dandim melanjutkan kunjungan ke Desa Janti Kec. Wates, Dandim menjelaskan bahwa "Hasil panen saat ini tidak langsung masuk ke pasar, namun baru satu hingga dua bulan ke depan, karena harus melalui proses pengeringan dan penggilingan. Ini dimanfaatkan pedagang nakal.  Jadi, (gabah) dikeluarin pada waktu-waktu tertentu saja," jelas Dandim.

Lebih lanjut Dandim menjelaskan bahwa pada tahun 2015, produksi padi secara nasional diperkirakan mencapai 70,61 juta ton gabah kering giling (GKG), namun demikian tingkat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian masih cukup tinggi.  Sementara itu, lanjutnya, sawah irigasi yang ada saat ini mencapai 7,1 juta hektare dengan kondisi 54 persen bagus sedangkan 46 persen kurang bagus. Untuk memproteksi produksi padi harus ada pembangunan sawah irigasi yang baru selain itu jaringan pengairan yang saat ini kondisinya masih baik juga perlu rehabilitasi, tanpa ada proteksi terhadap produksi padi nasional maka pada Tahun 2017 akan mengalami penurunan.Untuk itu perlu pengembangan sistem irigasi pada air dengan pembangunan tampungan air seperti embung, waduk dan bendungan sehingga sawah-sawah yang baru nantinya dapat diairi saat musim kemarau sekalipun. Pada Tahun 2015 ini, Pemerintah menargetkan pembangunan 65 waduk dan membangun jaringan irigasi seluas 1 juta hektare atau hingga 2019 mencapai 3 juta hektare ",  pungkas Dandim.

Menurutnya, kunjungan ke desa-desa yang sering dilakukan di luar jam kerja, yakni pada hari Sabtu dan Minggu. Selain dimaksudkan untuk melihat langsung hasil-hasil pembangunan juga bertujuan untuk mengasah kepekaan pada situasi kehidupan riil di masyarakat.

Dandim menghimbau agar seluruh Babinsa harus terus semangat walau saat ini menjalankan ibadah Puasa , menurutnya Ibadah Puasa bukan halangan melainkan pemacu Profesionalisme TNI dalam menjalankan tugas sehari-hari.  “Dengan mengunjungi langsung warga di desa-desa, tak hanya sebagai ajang silaturahmi. Tapi juga bisa menumbuhkan gagasan-gagasan baru yang berpihak pada kepentingan masyarakat,” kata Dandim, dengan nada santai.(arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar