Pages - Menu

Pages - Menu

Jumat, 10 Juli 2015

Pamekasan Terancam Gagal Panen

KABARPROGRESIF.COM : (Pamekasan) Sekurangnya 53,75 Hektar sawah tersebar di 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Pamekasan terancam gagal panen padi akibat dari dampak perubahan iklim. Hal tersebut diungkapkan Nurul Hidayati, Kepala Laboratorium PHPTPH (Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Holtikultura) Pamekasan saat rapat koordinasi UPSUS swasembada pangan hari Selasa (07.07.2015) di Makodim 0826 Pamekasan.

Rapat yang digelar rutin untuk mengevaluasi pencapaian program swasembada pangan di wilayah Kabupaten Pamekasan, dipimpin Dandim 0826 Letkol Arm Mawardi, S.A.P dan dihadiri oleh para Danramil, Mantri Tani, PPL, Ka Bulog Divre IV Madura, Kadisperindag dan pendamping mahasiswa serta koordinator pupuk Kaltim di Pamekasan.

Dalam kesempatan itu, Nurul Hidayati menjelaskan keempat kecamatan yang terkena dampak perubahan iklim (DPI) meliputi Kecamatan Tlanakan, Pademawu, Galis dan Palengaan berupa kekeringan. Dari keempat kecamatan tersebut, lahan yang terkena dampak terluas di Kecamatan Pademawu 45,25 Hektar padi varietas Ciherang, dengan umur 40 s.d 50 hari tanam.

Upaya penanganan DPI yang ditawarkan Nurul sebagai solusi dilakukan dengan strategi antisipasi, mitigasi dan adaptasi. "Strategi antisipasi merupakan upaya pencegahan untuk menghindari atau mencegah pengaruh yang merugikan dari ancaman bahaya/bencana. Beberapa upaya yang dilakukan melalui penyampaian informasi prakiraan iklim dari BMKG, pemetaan rawan kering dan banjir, perbaikan drainase dan pembuatan embung" jelas Nurul.

Strategi kedua adalah mitigasi, merupakan kegiatan aktif untuk mencegah/memperlambat terjadinya dampak perubahan iklim, meliputi upaya pemilihan varietas yang tahan kering, mempercepat pengolahan tanah system TOT (tanpa olah tanah), pengendalian OPT dan pembuatan pori-pori tanah.

Strategi yang terakhir adaptasi, adalah tindakan penyesuaian kegiatan dan penerapan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat melalui upaya penggunaan pupuk organic dan pengairan selang-seling.

"Penggunaan pupuk organik agar dimaksimalkan, karena pupuk organik bisa mengikat air" terang Nurul mengakhiri penjelasannya.

Sementara itu Dandim 0826 memerintahkan para Danramil dan Babinsa berkoordinasi dengan PPL dan Mantri Tani mempelajari dan mengantisipasi kekeringan. "Koordinaskan dengan Mantri Tani dan PPL serta pihak terkait, segera ambil langkah penyelamatan!!!" perintah Dandim. (arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar