Pages - Menu

Pages - Menu

Rabu, 15 Juli 2015

Sinergi Kementrian PU-Pemkot Surabaya Bangun Box Culvert Banyu Urip Hingga Perbatasan Gresik

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meneruskan pembangunan box culvert di kawasan Banyu Urip hingga ke perbatasan Surabaya-Gresik, mendapat dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Kementrian PU sepakat dengan Pemkot Surabaya untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur yang sudah dimulai sejak 2009 ini.

Menteri Pekerjaa Umum, Basuki Hadimuljanto ketika meninjau progress pembangunan box culvert Banyu Urip bersaa Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, program pembangunan tersebut terbukti telah memberikan manfaat besar kepada masyarakat. Menteri PU menyempatkan melihat program PU di Surabaya sebelum menghadiri acara di Sidoarjo.

“Beliau (wali kota) minta diteruskan karena memang saya melihat manfaatnya besar. Dulu waktu saya masih menjadi Dirjen SDA, kawasan di sini selalu banjir. Mudah-mudahan kita kita bisa lanjukan sampai ke Kali Lamong Gresik. Walaupun bertahap karena biaya nya besar,” tegas Menteri PU.

Menurut menteri kelahiran Surakarta ini, pembangunan box culvert yang dulunya merupakan irigasi Gunungsari tidak ada kendala semisal pembebasan lahan. Selama ini, untuk pembebasan lahan dilakukan oleh Pemkot Surabaya.  Kalaupun ada hambatan adalah soal anggaran.

“Untuk box culvert Banyu Urip tidak ada kendala, pembebasan lahan sudah beres. Tinggal perencanaan yang kita teruskan. Juga tinggal penganggaran. Mudah-mudahan Komisi V DPR RI bisa mendukung penganggarannya,” sambung menteri pemilik gelar Doktor (S3) Teknik Sipil bidang pengairan di Colorado State University, Amerika Serikat ini.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, untuk mempercepat pembangunan box culvert Banyu Urip hingga perbatasa Surabaya-Gresik, Pemkot Surabaya akan bergerak bersama dengan Kementrian PU sesuai tugas masing-masing. Menurut wali kota, pembangunan box culvert Banyu Urip menuju ke perbatasan Surabaya-Gresik, masih kurang sekitar lima (5) kilometer. Sejak dibangun mulai 2009 silam, pembangunan box Culvert di kawasan Banyu Urip sudah selesai sekitar 12 kilometer.

“Kurang sekitar lima kilometer ek arah Teluk Lamong. Untuk yang ke sana nantinya akan dibangun dua cell (jalur). Kita gerak sama-sama. Memang ini statusnya jalan nasional (pusat). Kita fokusnya pembebasan lahan,” tegas wali kota.

Mantan Kepala Badan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menjelaskan, box culvert Banyu Urip memiliki multi fungsi bagi masyarakat. Tidak hanya mampu berfungsi sebagai saluran drainase yang mencegah terjadinya banjir dan luapan air, tetapi juga mampu memecah kepadatan lalu lintas di sana.

“Jadi ini saluran irigasi yang menjadi drainase. Dulu, di kawasan ini, posisi sungai di atas dan digunakan untuk mengairi sawah. Ketika sungai penuh, air keluar ke rumah-rumah. Sekarang ini, selain sebagai saluran drainase juga berfungsi  sebagai jalan,” jelas wali kota.

Sebelum melakukan peninjauan ke box culvert Banyu Urip, Menteri PU bersama rombongan, bertemu dengan Wali Kota Tri Rismaharini di ruang kerja wali kota di Balai Kota Surabaya. Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 30 menit tersebut, wali kota menyampaikan beberapa hal. Selain progress pembangunan box culvert di kawasan Banyu Urip, juga pentingnya akses jalan menuju Pelabuhan Teluk Lamong agar fungsinya bisa lebih maksimal serta usulan lebih mengoptimalkan Kali Brantas di Jagir untuk kebutuhan air baku. Termasuk juga pembahasan perihal Jalan Lingkar Luar Timur dan Barat.

“Selama ini pintu air Wonokromo ditutup untup IPAM Karang Pilang dan Ngagel. Kita mau tutup lagi di hilir Wonorejo. Kami minta dibuatkan pak menteri pintu air supaya air laut nggak masuk sehingga kita bisa membuat instalansi pengolahan air minum (IPAM) yang mengolah air nya untuk kebutuhan air baku. Sebab kalau tidak kita bisa kesulitan air baku karena debit air Brantas ketika kemarau kecil,” jelas wali kota.(arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar