KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Rapat pleno antara KPU dan Panwaslu Surabaya jelang penetapan Paslon Bacakada untuk Pilkada Surabaya 2015 berlangsung tertutup. Namun diluar gedung KPU Surabaya di Jl Adityawarman, mulai santer kabar jika penyelenggara Pemilu ini telah mendapat tekanan yang kuat terkait pelolosan salah satu paslon dan berujung gratifikasi. Benarkah ?
Tensi di lingkungan KPU Surabaya semakin memanas di jelang penetapan paslon Bacakada untuk Pilkada Surabaya 2015. Kabar terakhir, terjadi deadlock di rapat pleno antara KPU dan Panwaslu, dan satu anggota Komisioner menyatakan abstain.
Sebelumnya, gelombang aksi demo terus menggelora terkait keabsahan persyaratan Dhimam Abror Djurait yang konon dianggap tidak memenuhi persyaratan, sehingga desakan agar KPU menolak sekaligus menetapkan sebagai bakal calon yang TMS pun digulirkan.
Paling gres, KPU dikabarkan telah mendapat intervensi dari beberapa pihak yang berujung terjadinya transaksi (gratifikasi) terkait pelolosan pasangan bakal calon untuk Pilkada Surabaya 2015.
Hal ini dikatakan Ismet Rama ketua DPD Lembaga Pengawas Anggaran Indonesia (LPAI) Jatim, bahwa saat ini KPU dan Pannwaslu memiliki nilai tawar yang tinggi didepan parpol pengusung dan sekelompak orang yang berkepentingan agar Pilkada Surabaya 2015 tidak tertunda.
"Kemungkinan itu (terjadinya gratifikasi) sangat tinggi, bahkan bisa sampai sembilan puluh persen, karena posisi mereka (KPU dan Panwaslu) memang diatas angin, pasalnya sangat berkaitan dengan nasib paslon," terangnya.
Masih Ismet, keterangan mereka (KPU dan Panwaslu) yang terpublikasi terkait kekurangan berkas dan masalah rekom PAN itu hanya dalam rangka menaikkan nilai bargain ( tawar), dan menurutku berhasil.
Menanggapi hal inj, komisioner KPU Surabaya Purnomo mengaku jika dirinya justru baru mendengar, dan tidak mungkin akan dia lakukan.
“Saya malah baru tahu itu Mas....insya Allah kami masih on the track, sesuai dengan peraturan perundang undangan yang ada,” jawabnya visa SMS. (29/8/15)
Hal senada juga dikatakan Nursamsi, bahwa dia sangat meyakini bahwa kabar yang beredar itu hanya rumor belaka.
“Secara pribadi tidak pernah ada intimidasi dan gratifikasi, sehingga saya menyimpulkan itu hanya rumor,” tegasnya via ponselnya. (arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar