
“Sejak awal tujuan dari reformasi adalah perubahan untuk menjadikan Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, tetapi sampai saat ini tujuan tersebut masih belum tercapai, bukannya lebih baik bahkan banyak generasi-generasi muda sudah tergerus dengan perkembangan jaman yang serba instan hal tersebut mengakibatkan nilai-nilai kebangsaan yang di tanamkan oleh founding father kita atau pejuang-pejuang dalam merebut NKRI kini mulai ditinggalkan”tegas Danrem didepan Mahasiswa yang melaksanakan OPEKS.

Peperangan sekarang sudah beralih, tidak mengandalkan fisik semata melainkan perang Proxy (Proxy War) yaitu perang melalui berbagai aspek yang meliputi Geografi, Demografi, Sumber Kekayaan Alam dan Ipoleksosbudhankam (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan), dengan memanfaatkan pihak ketiga tetapi pihak yang dimanfaatkan sama sekali tidak mengetahui dan menyadarinya. Menghadapi hal tersebut TNI sebagai benteng terakhir dalam menjaga keutuhan NKRI juga berusaha untuk membantu Pemerintah dalam mensukseskan program ketahanan pangan dengan melibatkan Babinsa-babinsa untuk melaksanakan pengawasan, penyuluhan agar dukungan dari Pemerintah untuk mensukseskan program ketahanan pangan tidak disalahgunakan.
Pada akhir acara Danrem mengingatkan kepada seluruh Mahasiswa bahwa Islam Nusantara adalah “Rahmatan Lil Allamin” yang berarti agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia, para Mahasiswa UNSURI agar menjadi Islam Rahmatan Lil Alamin serta tetap memegang teguh 4 Konsensus Nasional yaitu Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, 4 hal tersebut agar tidak ditinggalkan”pungkasnya. (asmo)
0 komentar:
Posting Komentar