Pages - Menu

Halaman

Kamis, 17 September 2015

Integrasi Sebagai Proses Penyatuan Potensi Negara

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Yoppie Oisimus Wayangkau memberikan ceramah Peningkatan Potensi Kerukunan Hidup Umat Beragama kepada calon Kader Bela Negara wilayah Jawa Timur, di Gedung Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur  Jl. Putat Indah Surabaya, Rabu 16/9/2015.             

            Kasdam diawal ceramahnya menyampaikan rasa bangga dan berbahagia memperoleh penghargaan yang besar dapat bertatap muka dengan para peserta  dalam kegiatan Peningkatan Potensi Kerukunan Umat Beragama, sekaligus menyampaikan Ceramah dengan tema : “Mewujudkan 10 Juta Kader Bela Negara di Seluruh Wilayah Indonesia.” Pokok bahasan terkait dengan kondisi Sumber Daya  Alam, Kebhinnekaan Suku, Budaya dan Bahasa merupakan suatu Kekayaan yang harus selalu dijaga dan diintegrasikan sebagai Potensi Kekayaan Bangsa Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia dan Globalisasi.”

 Dalam pelaksanaan pembangunan yang akan terus meningkat pada era globalisasi ini, tentunya sangat diperlukan kondisi stabilitas nasional yang baik dan mantap disertai persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menumbuhkan hal tersebut diperlukan tampilnya para pemimpin bangsa yang bertanggung jawab, memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, jiwa patriot dan semangat serta jati diri sebagai bangsa Indonesia sejati yang membela dan menjaga keutuhan bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia. “Saya yakin dan percaya, saudara-saudara yang ada di hadapan saya ini, sangat besar perhatiannya terhadap persatuan dan kesatuan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ungkap Kasdam.

Lebih lanjut, Kasdam menyampaikan bahwa terdapat beberapa hal yang berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumber daya alam dan akses ekonomi lainnya. Selain itu juga adanya benturan-benturan kepentingan kekuasaan, politik dan ideologi, serta perluasan batas-batas identitas sosial budaya dari sekelompok etnik. Untuk menghindari hal itu diperlukan adanya konsolidasi dan interaksi antar masyarakat yang berciri plural. Untuk menuju integritas nasional yaitu keseimbangan antar suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan dan agamanya. “Selain itu faktor sejarah lah yang juga mempersatukan ratusan suku bangsa ini,” tegas Kasdam.

Kita mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat dalam lambang Negara “Burung Garuda”. Yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan,tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu, pancasila sebagai ideologi yang menjadi poros dan tujuan bersama untuk menuju integrasi, kedaulatan dan kemakmuran bersama. Kebhinnekaan telah menjadi kekayaan  bagi bangsa Indonesia dan yang membedakannya  dengan  bangsa-bangsa lain di dunia.

 Heterogenitas Sosial Budaya bangsa Indonesia yang direkatkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, diyakini merupakan fondasi nasionalisme kebangsaan Indonesia sehingga tumbuh sikap untuk bersatu di antara seluruh warga bangsa. Dengan kata lain, kekayaan budaya pun dapat bertindak sebagai faktor pemersatu yang memang sifatnya majemuk dan dinamis.Keanekaragaman budaya Indonesia dapat digambarkan sebagai sebuah mozaik yang sangat besar, terdiri atas semua kebudayaan  dari masyarakat-masyarakat yang menjadi komponen bangsa Indonesia.

 Diakhir ceramahnya Kasdam menekankan bahwa, Fungsi terpenting dari Integrasi ini adalah, untuk menyatukan semua potensi yang ada dalam wujud Ketahanan Ekonomi yang kokoh dan kuat. Integrasi ini tidak mungkin terwujud dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk melalui upaya terencana berkelanjutan, dimulai dari masing-masing komponen Bangsa, maupun antar komponen. Dalam hal ini, maka Integrasi sebagai proses penyatuan semua potensi negara, yang meliputi sumber daya alam, suku, budaya dan bahasa, tidak dapat berlangsung dengan  sendirinya. (asmo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar