Pages - Menu

Halaman

Rabu, 21 Oktober 2015

Sentra PKL Jadi Paket Wisata, Kebut Selesaikan Tiga Sentra Baru

KABARPROGRRESIF.COM : (Surabaya) Keberadaan puluhan sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tersebar di Kota Surabaya, tidak hanya sebagai upaya untuk menggairahkan ekonomi warga. Lebih dari itu, sentra PKL juga dimaksudkan untuk mendukung pariwisata di Kota Pahlawan.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Kota Surabaya, hadi Mulyono mengatakan, dinasnya menggagas sentra PKL sebagai bagian paket pariwisata. Konsepnya, tamu-tamu yang datang berkunjung ke Surabaya, akan diarahkan untuk berkunjung ke sentra PKL dan menikmati sajiannya.

“Kami inginnya sentra PKL ini menjadi bagian paket pariwisata. Setiap ada kunjungan tamu, wajib untuk datang ke sentra PKL. Syukur-syukur tidak hanya datang, tetapi juga makan sajian di sentra PKL. Tentunya kami akan berupaya memberikan kepuasan yang baik. Tidak hanya makanannya enak dan higienis, juga kesehatan dan kebersihannya terjamin,” tegas Hadi Mulyono.

Menurut Hadi Mulyono, konsep paket pariwisata sentra PKL itu sebenarnya sudah jalan di Dinkop UKM dengan bekerja sama pihak kecamatan dan kelurahan yang terdapat sentra PKL. Nah, ke depan, dia berharap konsep tersebut juga bersinergi dengan Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) juga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya.

“Kita sudah siapkan dengan dinas lain. Semuanya sudah biasa kerja bareng dengan mengambil peran sesuai Tupoksi masing-masing. Tetapi kewenangan pembinaan di Dinas Koperasi dan UKM,” sambung dia.

Hadi meyebut, Dinkop dan UKM telah menyiapkan beberapa sentra PKL di setiap kawasan di Surabaya. Dia mencontohkan, di kawasan Surabaya Utara, sentra PKL nya ada di depannya gedung Bank Indonesia. Kemudian di Surabaya Pusat ada di Taman Bungkul. Lalu di Selatan ada di kawasan Siwalankerto, Jambangan dan Dukuh Menanggal. Setiap sentra PKL di setiap kawasan tersebut memiliki kuliner unggulan masing-masing. “Semisal di Utara ada soto bebek, di pusat ada rawon. Di Siwalankerto ada mie. Memang  lebih khusus ke kuliner, kita padukan dengan produk kelurahan. Di setiap sentra kami siapkan koperasi yang menampung produk kreasi warga,” sambung dia.

Nah, kemarin, Hadi Mulyono melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sentra PKL di Siwalan Kerto. Hadi datang bersama Camat Wonocolo Dodot Wahluyo dan Lurah Siwalankerto, Rury Damayanti. Pantauan di lokasi, sentra PKL yang terletak di belakang kantor Kelurahan Siwalankerto ini bersih. Tidak hanya stan PKL nya, tetapi juga toiletnya. Ada 20 stan yang menawarkan anek kuliner dan minuman. Yang istimewa, sentra PKL tersebut ramai pengunjung, terutama kalangan mahasiswa dan karyawan Universitas Kristen Petra yang lokasinya tidak jauh dari sentra PKL tersebut.

“Menurut saya pengelolaan sentra PKL di sini sudah bagus. Kebersihannya terjaga. Dan menu yang dijual juga terjangkau harganya. Repotnya kalau pas lagi ramai, saya kesulitan nyari kursi kosong. Tetapi intinya pelayanannya memuaskan,” ujar Tulus Tri Hatmoko, karyawan UK Petra.

Salah satu pedagang di sentra Siwalankerto, Harno menyebut dalam sehari, ada ratusan pengunjung yang datang ke sentra PKL Siwalankerto. Kebanyakan adalah mahasiswa. Namun, ketika mahasiswa sedang libur, sentra PKL ini pun tidak seramai biasanya. “Pernah saya sehari pendapatan kotor saya mencapai Rp 2 juta. Tapi kalau kampus libur ya sepi,” tutur penjual bakso dan mie pangsit ini.

Masalah sentra PKL Siwalankerto yang hanya ramai ketika ada aktivtas mahasiswa itu menjadi pemikiran dari pihak kecamatan dan kelurahan juga Dinkop UKM untuk melakukan perbaikan. Mereka melakukan kajian untuk menemukan solusi.

Camat Wonocolo, Dodot Wahluyo mengatakan, konsep awal sentra PKL Siwalankerto sebenarnya untuk penataan wilayah. Yakni memindahkan pusat PKL di seberang jalan ke belakang kantor kelurahan. Sehingga, jalan di depan kampus kini tidak lagi macet.

“Kami kini berupaya agar ketika hari libur, para pedagang ini masih bisa berjualan dan mendapatkan pendapatan. Ini kami merintis bersama bu lurah agar sentra PKL ini buka sampai malam. Jadi nanti ada dua shift. Dengana danya shift, akan semakin banyak PKL yang bisa diberdayakan. Intinya kami saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya, sehingga  apa yang diharapkan terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai,” ujar Dodot Wahluyo.

Terkait keberadaan sentra Usaha Kecil Menengah di Surabaya, hingga per Oktober 2015 ini sudah ada 48 sentra UKM yang dibangun Pemkot Surabaya. Jumlah itu masih akan terus bertambah. Dinkop UKM kini tengah membanguj tiga sentra UKM baru di Mulyorejo, Bratang Binangun dan di Dharmahusada. “Insha Allah pada akhir tahun sudah 50 sentra UKM,” tutur Hadi Mulyono.

Dari jumlah itu, Hadi menyebut ada banyak sentra UKM yang sudah sesuai harapan.  Namun, dia juga menyebut, ada beberapa sentra yang masih perlu dipacu, utamanya di wilayah Surabaya Barat. Meski bangunan sentra nya sudah jadi, tetapi belum termanfaatkan secara maksimal. “Masih ada sekitar tujuh sentra yang masih butuh perjuangan dan dimaksimalkan. Kalau lainnya sudah sesuai harapan, meski juga ada yang masih perlu dilengkapi,” sambung pria penghobi bulutangkis ini. (arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar