
Jenderal Bintang Dua TNI Angkatan Darat ini menambahkan, melihat kondisi dunia media Indonesia yang cenderung bermuara pada bisnis dan politik, sara dengan nuansa adu kepentingan dari pemilik media, menuntut perwira penerangan untuk dapat menguasai seluruh tugas yang diemban.
menyikapinya dengan langkah-langkah yang terencana dengan sebaik mungkin. Kesatuan pola pikir berikut tindakan sangat mutlak diterapkan, agar kita dapat menyampaikan tujuan yang hakiki dari sebuah berita atau kejadian kepada masyarakat/publik, dalam arti tidak mengorbankan sisi kebenaran dan keseimbangan (truth and balance).
Letnan Dua Kevin peserta kursus bertanya tentang tips atau upaya yang dapat dilakukan agar seorang perwira penerangan dapat bekerja lebih maksimal. Mayjen TNI H. Asrin menjelaskan bahwa "selain harus dapat menguasai semua ilmu yang diajarkan pada kursus ini, para public affair juga harus sering berlatih, kaya akan pengetahuan baik di bidang pendidikan, undang-undang, hukum dan sebagainya. Rajin buka dan baca buku apa saja dan yang terpenting, seorang perwira penerangan wajib mengaplikasikan prinsip-prinsip intelijen di dalam menyajikan sebuah berita atau pemberitaan demi terjaminnya kerahasiaan dan nilai kepatutan", tandasnya.
Sejalan dengan materi diatas, masyarakat dunia pada umumnya memang sudah hampir tidak peduli lagi dengan apa yang kita ketahui, namun publik akan tahu pasti dengan apa yang perwira penerangan pedulikan", demikian hal senada sebagai gambaran publik dalam hal penggunaan media dan kecanggihan fasilitasnya saat ini. (arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar