Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Sabtu, 07 November 2015

Pengajian Akbar, dalam rangkaian HUT TNI ke – 70 di Brigif 16/WY

KABARPROGRESIF.COM : (Kediri) Kerohanian berbalut spiritualisme tidak lepas dari kehidupan manusia pada umumnya, sebagai bagian konsep dasar pemikiran sebagai manusia yang hidup bersosial masyarakat.

Brigif 16/WY dalam rangkaian yang masih mengatasnamakan HUT TNI ke 70, menggelar Pengajian Akbar yang dipadati sekitar 4.000 warga masyarakat pada sore hari Jumat 6 Nopember 2015.

Kasbrig 16/WY Letkol Inf Verianto Napitupulu dalam sambutannya mengatakan kebesaran seorang Jenderal Sudirman yang merupakan Guru Bangsa, karya pengabdiannya tak pernah luntur digerus perkembangan jaman, karyanya dalam bentuk amanat yang selalu dikumandangkan pada calon pemimpin muda TNI yang merupakan generasi penerus bangsa.

“Generasi muda harus menjadi patriot-patriot bangsa  yang bekerja ikhlas, membangun kebersamaan yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok atau  golongan. Kalau dulu pahlawan berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan,  saat ini dibutuhkan pahlawan sesuai dengan jamannya” sambung Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Purnomosidi pada pembuka acara Pengajian Akbar tersebut.

 “Saat ini dibutuhkan pahlawan untuk memberantas korupsi, memberantas kemiskinan, memberantas kebodohan, melepaskan diri dari ketergantungan asing dan semua hal menuju Indonesia yang lebih baik, bermartabat di tengah-tengah peradaban dunia. Tapi justru di era modern saat ini, generasi muda banyak yang terjerumus dalam lembah hitam, seperti narkoba, tawuran antar pelajar, kecanduan alkohol, seks bebas dan terlibat ajang perjudian” lanjut Letkol Inf Purnomosidi.

Sementara dalam pengajian akbar untuk umum tersebut, joke-joke segar disajikan KH. Anwar Zahid selaku penceramah, dalam pengajian akbar yang mengambil tema

“Keteladanan Pemimpin Yang Membela Kepentingan Rakyat”. Beliau memberikan gambaran betapa susahnya para pejuang bertaruh nyawa demi negara kita kala itu. Lelah, lapar, juga tak jarang mereka hanya tidur sesaat kemudian melanjutkan perjalanan atau bahkan berperang ketika hujan mengguyur. Istri, anak dan kerinduan akan kenyamanan rumah rela mereka tinggalkan demi membela tanah air. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar