Pages - Menu

Halaman

Minggu, 29 November 2015

SIMULASI BENCANA MATANGKAN SATGAS SATLAK PB HADAPI BENCANA

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pagi itu di sekitar wilayah Gununganyar mendung gelap disertai angin. Warga mulai keluar untuk mengambil jemuran yang setengah kering. Handy talky tim Satuan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kota Surabaya tak hentinya memberikan laporan kepada masing-masing satuan, “Selamat pagi, mohon ijin pelaporan Satlak PB. Terlihat pembentukan awan CB (Kumulonimbus ) di wilayah Surabaya Timur, diperkirakan hujan terjadi satu hingga dua jam kedepan dengan intensitas lebat dan diikuti angin”.

Tak lama kemudian datang hujan lebat, rumah warga sudah dimasuki air yang keluar dari saluran pembuangan. Tak jauh dari tempat kejadian, satu rumah terbakar dan diikuti terputusnya saluran listrik. Api yang ditimbulkan dari kebarakaran tersebut kemudian ikut membakar tiga rumah yang ada disebelahnya. Warga berbondong-bondong membawa ember untuk turut memadamkan api.

Kejadian di atas adalah simulasi dari penanggulangan terhadap bencana yang sering terjadi saat musim penghujan di Kota Surabaya. Simulasi yang diadakan pagi (29/11) tadi di halaman Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur ini, bertujuan untuk mengevaluasi kesigapan para petugas gabungan Satlak PB. Selain itu, juga mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk terlibat akif dalam setiap penanggulangan bencana yang terjadi di lokasi pemukiman pada penduduk, dan merupakan wilayah rawan.

Sekitar 700 orang partisipan tergabung dalam simulasi penanggulangan bencana. Partisipan yang terdiri dari semua jajaran teknis SKPD mulai dari Bakesbangpol dan Linmas, Dinas Kebakaran, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, PMI, Satpol PP, PLN, lima kelurahan tangguh bencana (Gundih. Jambangan. Sidodadi. Rungkut Menanggal. Lontar), mahasiswa UPN, hingga warga sekitar, merasakan kejadian sesungguhnya mulai dari kebakaran, pohon tumbang hingga tanggul jebol saat simulasi.

Kepala Bakesbangpol dan Linmas, Soemarno mengatakan dengan adanya simulasi seperti ini, juga berguna untuk melakukan pemantauan terhadap kesiapan petugas Satlak PB. Selain itu, sesuai tema, dengan adanya simulasi seperti ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menanggulangi bencana.

“Dengan adanya acara seperti ini, masyarakat bisa tahu tindakan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu. Tidak seperti dahulu, ketika terjadi bencana masyarakat hanya bisa menonton dan menimbulkan kepadatan di lokasi bencana, hal tersebut yang membuat petugas kesusahan dalam melakukan penanganan. Kedepan, warga dan petugas bisa sama-sama melakukan aksi,” tegas Soemarno.

Soemarno menambahkan, Forum Kelurahan tangguh bencana, turut serta memberikan edukasi kepada masyarakat yang wilayahnya termasuk padat penduduk dan sering terjadi bencana. Nantinya para pemuda karang taruna dapat dijadikan garda terdepan dalam penanggulangan bencana, sementara ibu-ibu yang tergabung di PKK Kelurahan dapat membantu menyiapkan posko bagi warga yang terkena bencana, semisal membuat dapur umum jika diperlukan.

“Kota Surabaya dipuji oleh kota/kabupaten lainnya dalam melaksanakan penanggulangan bencana, partisipasi dari masyarakat yang dirasa susah untuk dicontoh oleh kota/kabupaten lainnya. Untuk mengajak masyarakat ini cukup mudah, yaitu samakan pikiran bahwa membantu sama dengan ibadah. Jika sudah seperti itu, peran Pemerintah Kota hanya mendorong serta menfasilitasi berupa edukasi,” tegas Soemarno

Selain itu, Soemarno juga mencontohkan hal terkecil penanggulangan bencana yang dilakukan setiap harinya. Di setiap mobil petugas Bakesbangpol dan Linmas, Satpol PP dan Dinas Perhubungan disiapkan karung goni dan pasir. Hal ini berguna jika ada titik api kecil, dapat dipadamkan dengan pasir dan karung goni yang dibasahi. Atau, jika ada oli yang tercecer di jalan, pasir tersebut bisa digunakan untuk menutup oli, sehingga tidak licin saat dilintasi kendaraan. “Setelah oli dirasa meresap, nanti tugas dari tim DKP yang melakukan pembersihan,” imbuh Soemarno. (arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar