Hal tersebut diungkapkan oleh Afghani Wardhana selaku Kepala Dispora
Surabaya saat ditemui di ruangannya pagi tadi (1/12). Pada tahun ini
sosialisasi ditekankan untuk pembinaan mental remaja, seperti pengembangan pemuda
wirausahawan, pemuda pelopor, sosialisasi pemahaman bahaya narkotika dan
kenakalan remaja, serta pembentukan pemuda relawan bencana. Dengan cara seperti
itu diharapkan ada kenaikan yang positif pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
pada tahun berikutnya.
Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Kota Surabaya, Samsul Bahri Nusri
menjelaskan, total jumlah pemuda yang ada di Kota Surabaya sekitar 800 ribu
jiwa. Hal tersebut merupakan jumlah yang cukup banyak. Apabila pemuda tersebut
nantinya tidak difasilitasi dan diarahkan, maka dikhawatirkan akan menjurus ke
hal negatif. Tugas Dispora adalah menfasilitasi para pemuda potensial, salah
satunya dengan mengadakan berbagai event seperti sosialiasi dan mencari bibit
unggul seperi pemuda wirausaha dan pemuda pelopor yang mampu menginspirasi.
“Melalui berbagai event kepemudaan, diharapkan mampu mencari pemuda pelopor yang mampu dijadikan
inspirasi bagi segala pihak,” imbuh Samsul.
Samsul juga memberikan contoh, seorang pemuda pelopor yang masih
berstatus mahasiswa Universitas Airlangga yang mampu menginspirasi dengan cara
mengajar mengaji masyarakat miskin kota dan mereka yang terpinggirkan. Mulai,
pemulung, anak jalanan, pengamen, hingga mantan pekerja seks komersial (PSK)
yang berlokasi di stren sungai jagir.
“Kami terkadang melakukan jemput bola kepada para peserta pemuda
pelopor, maklum orang-orang yang mengispirasi ini terkadang enggan untuk
mendaftar. Selain itu kamu juga menyebarkan informasi melalui leafet yang
ditempatkan di Kecamatan, kelurahan serta balai milik warga yang tersebar di
seluruh Kota Surabaya,” imbuh pria alumnus Unirversitas Airlangga ini.
Selain itu, sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJM) Dispora melakukan target pelatihan sebanyak 1200 pemuda per tahun.
Pelatihan pemuda ini nantinya juga bersinergi dengan stakeholder yang
professional di bidangnya. Sebanyak 40 persen pemuda telah lahir melalui
pelatihan ini.
“Untuk pemuda yang ingin bergabung dengan pelatihan ini, syaratnya para
partisipan wajib memiliki produk, berusia 16-30 tahun karena masih dalam usia
produktif. Kami bekerja sama dengan beberapa event yang cukup menyedot animo
para anak muda seperti Sunday Market sebagai lahan pamer produk hasil
pelatihan. Dengan cara seperti itu, diharapkan bisa mempermudah pemasaran para
wirausaha muda ini,” imbuh pria kelahiran Ambon ini.
Di tahun kedepan, target untuk mencipatakan wirausaha muda juga
dipastikan akan naik menjadi 50 persen. Kenaikan tersebut juga tergantung minat
dan bakap para anggota pelatihan wirausaha ini sendiri. Nantinya, ketika brand
tersebut sudah dikenal oleh masyarakat, Pemkot Surabaya juga berusaha
melindungi merek dagang dengan cara membantu pendaftaran merek dagang melalui
Dinas Perdagangan dan Perindustrian. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar