Pages - Menu

Halaman

Pages - Menu

Rabu, 02 Desember 2015

Risma-Whisnu dan PDIP Ajak Masyarakat Tak Terpancing Kampanye Hitam

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Menanggapi berbagai serangan, pasangan calon Risma-Whisnu mengingatkan warga Kota Pahlawan, agar lebih waspada terhadap upaya-upaya black campaign. Terlebih lagi di masa-masa tenang, yang berpotensi terjadinya serangan fajar.

Lembaga Pengawasan Anggaran Indonesia DPD Jawa Timur melaporkan Pemkot dan DPRD Surabaya ke KPK terkait dugaan korupsi pembayaran tipping fee dalam pengelolaan sampah di TPA Benowo.

Pasalnya ditengarai adanya kongkalikong antara pemkot Surabaya dengan PT Sumber Organik (SO). Jika benar-benar direspon, maka bisa saja laporan ini akan memecahkan konsentrasi Risma-Whisnu yang saat ini sedang menjadi pasangan calon Pilkada Surabaya 2015.

Sekretaris Tim Pemenangan Risma- Whisnu, Adi Sutarwijono mengakui, pasangan yang diusung PDI Perjuangan kerap diisukan negatif. Menurutnya, ada pihak-pihak yang merasa tak senang dengan tingginya elektabilitas pasangan petahana tersebut.

Beredarnya black campaign terhadap Risma-Whisnu, sebut Awi, sapaan akrabnya, sengaja diembuskan untuk menggoyang potensi keterpilihan Risma-Whisnu. "Isu-isu murah itu disusun untuk menggerogoti keterpilihan. Incumbent kan tak seratus persen sempurna," kata Awi.

Dia menilai, munculnya isu negatif yang memojokkan pasangan Risma-Whisnu sebagai kewajaran, apalagi dalam pelaksanaan pilkada. "Cara menggoyang calon kuat, biasanya mencari isu-isu negatif yang sifatnya subyektif," jelas Awi.

Pria yang juga Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya itu menambahkan, upaya lain yang tergolong black campaign adalah dengan membuat skenario kasus yang seolah-olah pelakunya adalah pasangan Risma-Whisnu.

"Bisa jadi ada pembagian sembako yang diberi label Risma-Whisnu. Kemudian, pelakunya mereka tangkap sendiri," katanya.

Pihak lain yang berkepentingan dalam pilkada, ungkap Awi, berupaya mencari celah Risma-Whisnu yang bisa menggerakkan emosi masyarakat. "Jika ada hal-hal yang sifatnya emosional kan paling cepat daya dorongnya," terang dia.

Meski demikian, mantan jurnalis ini yakin, masyarakat Surabaya sudah sangat cerdas dalam menentukan pilihannya pada Pilkada. Dia yakin masyarakat gampang terpengaruh berbagai upaya kampanye hitam yang menyudutkan pasangan Risma-Whisnu.

"Masyarakat di Surabaya sudah cerdas, memahami isu-isu negatif itu dan bisa menentukan pilihan sesuai keinginannya sendiri," papar alumnus FISIP Unair ini.

Meski bertubi-tubi diserang dengan isu negatif, Adi menegaskan, tim pemenangan Risma - Whisnu siap menghadapinya. "Tidak sekadar memberi penjelasan obyektif ke masyarakat. Namun juga disertai tindakan," jelasnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDIP Kota Surabaya ini menyatakan, jaringan tim pemenangan Risma-Whisnu melakukan operasi di lapangan untuk memonitor isu black campaign dan mengantisipasi terjadinya kecurangan dalam pilkada. "Biasanya jaringan kita H-1 sampai coblosan kesiapsiagaannya sangat tinggi," ujar dia.

PDIP dengan segenap elemen yang mendukung pasangan Risma-Whisnu akan menggerakkan pemilih untuk datang ke TPS saat pemungutan suara nanti.

Namun, untuk menciptakan pilkada yang berintegritas, Adi Sutarwijono juga berharap, pengawas pemilu bisa melakukan langkah deteksi dini terhadap berbagai modus kecurangan yang dimungkinkan terjadi pada pilkada.

"Panwas mudah-mudahan bisa mendeteksi berbagai modus kecurangan yang terjadi," harap Awi. (*/arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar