KABARPROGRESIF.COM : (Mojokerto) Tidak dapat dipungkiri, bahwa kepemimpinan nasional Indonesia telah banyak diduduki para tokoh yang berlatar belakang Akademis Religi, alias perpaduan antara penguasaan disiplin ilmu yang bersifat umum dengan ilmu agama yang mendominasi Indonesia, yang biasanya digodog di Pondok Pesantren.
Hal tersebut tentunya dapat dipahami oleh masyarakat Indonesia, mengingat hingga saat ini, bangsa kita masih memerlukan figur pemimpin nasional yang Kharismatik, yang mencerminkan Intelektual, Akademisi, Berwawasan Kebangsaan Kuat dan Kokoh, Politikus Handal dan berlatar belakang agamis yang kuat pula, demi untuk melanjutkan cita – cita pembangunan nasional yang diamanahkan UUD 1945 yang selanjutnya menjadi tujuan nasional Indonesia.
Menyimak kondisi tersebut, maka Pondok Pesantren Al Amiin yang dipimpin Kyai Haji Drs. Mas’ud Yunus dan berdomisili di Desa Japan Kec. Sooko Kab. Mojokerto, berkeinginan untuk menyiapkan sejak dini potensi kepemimpinan para santrinya, mengingat para generasi muda lingkungan pondok pesantren adalah kader kuat pemimpin bangsa di masa mendatang.
Dan pada Senin 22 Pebruari 2016 bertempat di Yayasan Sekolah Madrasah Aliyah milik Ponpes tersebut, diselenggarakan upacara kesadaran nasional dengan Irup Kasiopsrem 082/CPYJ Mayor Inf Agus Sudjiyanto di bagian santri putra, dan Kasiintelrem 082/CPYJ Mayor Inf Azis Syarifudin S.Ag sebagai Irup dibagian santri putri.
Kasiopsrem 082 dalam sambutannya sebagai Irup dihadapan 273 Santri mengatakan bahwa untuk menjadi pemimpin nasional tidaklah dapat ditempuh dengan cara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan harus ditempa oleh berbagai dinamika kehidupan sebagai jejak rekam si calon pemimpin tersebut, namun dari berbagai pengalaman yang dapat dipelajari dari beberapa tokoh pemimpin nasional, maka Disiplin merupakan salah satu sarat mutlak yang harus dimiliki secara melekat oleh pemimpin tersebut, baik sebagai pribadi maupun sebagai figur nasional, dan untuk itulah Mayor Agus menghimbau kepada para santri pria untuk tidak segan – segan dan tidak ragu – ragu dalam melatih dan mengimplementasikan Disiplin, baik pada diri sendiri, pada keluarga, pada lingkungan sampai yang berskala lebih luas.
Sementara Mayor Azis yang memberikan sambutannya di hadapan 250-an santriwati, dan mencontohkan dengan seorang pemimpin nasional Jendral Sudirman, dimana menurutnya bahwa kepemimpinan Jendral Sudirman patut untuk ditauladani, dengan mempelajari sejarah perjuangan beliau yang dihadapkan dengan situasi pertempuran pada waktu itu, dalam kondisi pribadi yang sedang sakit, namun tetap melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan sabar dan gigih, yang ditunjang dengan ketaatannya dalam menjunjung tinggi perintah agama, dan Jendral Sudirman adalah satu - satunya pemimpin nasional dikala penjajahan yang tidak pernah tertangkap oleh kaum penjajah. . . Subhanallah
Mayor Azis juga menghimbau kepada para santriwati untuk merenungkan gaya hidup Hedonisme yang sekarang akrab di kalangan para generasi muda, sebagai dampak negatif perkembangan teknologi informasi, dimana menurutnya gaya hidup tersebut tidaklah mencerminkan budaya hidup bangsa Indonesia, tidak sejalan dengan akhlak maupun moral bangsa Indonesia , yang semestinya menjadikan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal IKa dan Wawasan Nusantara sebagai landasan berfikir dan bertindak bagi segenap masyarakat bangsa Indonesia.
Ditambahkan juga oleh nya bahwa Islam adalah salah satu kekuatan nasional bangsa, untuk itu agar para santri jeli dalam menerima informasi dari berbagai media sosial, apalagi yang bersifat negatif untuk mengajak bergabung pada kelompok radikalisme Islam tertentu, Islam sebagai salah satu pilar penopang tetap tegaknya NKRI dan NKRI adalah harga mati yang harus dipertahankan dan diperjuangkan oleh segenap komponen bangsa, tegas Kasiintelrem mangakhiri sambutannya.
Sementara wakil kepala Madrasah Aliyah, Sdr. Nur Muhaimin menanggapi kegiatan tersebut dengan penyampaian ucapan terima kasih, seraya menambahkan bahwa kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya dalam mengatasi dan menanggulangi berbagai kerusakan moral pada sebagian anak bangsa yang ditimbulkan oleh dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang sulit dapat ditolak.(arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar