Rabu, 11 Mei 2016
Home »
Metropolis
» Ketua Komisi C Minta Pemkot Surabaya Beri Sanksi Pembongkar Eks Radio Bung Tomo
Ketua Komisi C Minta Pemkot Surabaya Beri Sanksi Pembongkar Eks Radio Bung Tomo
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Terkait kasus pembongkaran cagar budaya yakni rumah eks-radio bung Tomo, dorongan untuk memberikan sanksi tegas oleh Pemkot Surabaya kepada pemilik yakni Jayanata semakin menguat.
Ketua Komisi C, Saifudin Zuhri mengatakan, Jayanata harus mendapatkan sanksi tegas dari Pemkot karena dianggap telah melakukan pengerusakan secara sengaja terhadap bangunan cagar budaya tipe c tersebut.
“Jayanata sebagai pemilik yang baru harus tetap mendapatkan sangsi tegas dari Pemkot Surabaya karena telah melakukan pengrusakan secara sengaja terhadap bangunan yang telah mendapatkan stempel cagar budaya dari Pemkot surabaya, namun Pemkot juga harus kembali melakukan kajian teknis cagar budaya terhadap bangunan tersebut,” ujarnya Rabu (11/05).
Dengan demikian, lanjut Saifudin, aparat Satpol-PP sebagai aparat penegak Perda masih tetap mempunyai wewenang untuk melindungi lahan dan bangunan di Jl Mawar, untuk kepentingan.
Dia meminta, pemkot kembali melakukan kajian secara menyeluruh terhadap 273 bangunan cagar budaya yang ada di Kota Surabaya.
Siap Terjunkan Pagar Nusa Untuk Mengawal
Disisi lain, reaksi keras ditujukkan DPC PKB Surabaya. Mereka menilai, perusak bangunan cagar budaya yang menjadi simbol perjuangan masyarakat Surabaya harus diusut secara hukum.
”Apalagi, Radio Pemberontakan milik Bung Tomo erat kaitanya dengan Resolusi Jihad yang didengungkan Hadratusyeh KH Hasyim As’ary,” kata Ketua DPC PKB Surabaya, Samsul Arifin.
Menurut Samsul, Radio Pemberontakan yang menjadi tempat Bung Tomo menggelorakan semangat arek-arek Surabaya dengan pekikan takbirnya, jelas merupakan Cagar Budaya.
”Tidak usah diperdebatkan lagi, itu erat kaitanya dengan Resolusi Jihad yang dikeluarkan para kiai dan ulama waktu itu,” katanya.
Untuk itu, ujar dia, PKB akan mendukung penuh aparat guna mengusut tuntas para perusak bangunan cagar budaya. ”Bagaimana generasi muda bisa belajar kalau bukti sejarah dihancurkan begitu saja, kalau perlu Pagar Nusa kita terjunkan untuk mengawal dilokasi,” katanya.(arf)
0 komentar:
Posting Komentar