KABARPROGRESIF.COM : (Kediri) Isu santer terkini yang berubah menjadi hot topik diberbagai media sosial, dinetralisir dengan cara persuasif, seperti halnya yang dilakukan Danramil Ngadiluwih, Kapten Inf Supriyadi. Masjid Al Huda Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri, dijadikan sarana komunikasi berbasis “face to face”, antara TNI dan POLRI dengan masyarakat yang diwakili oleh perangkat desa se Kecamatan Ngadiluwih, senin (30/05/2016).
“Perlu diketahui, di Cina dalam kurun 3 tahun terakhir, 114 biksu, 109
pastor, dan 1 ulama muslim, dijebloskan ke penjara, dengan tuduhan yang tidak
masuk akal dan janggal, karena begitulah komunisme bila berkuasa di suatu
negeri, segala sesuatunya bisa terputar balik dari fakta. Penutupan 742 gereja
,156 kuil budha dan 2 masjid, berlangsung hanya dalam tempo 4 tahun terakhir,
itupun ditambah lagi sejak tahun 2012 lalu, segala bentuk simbol keagamaan
,dilarang keras berada di negeri tirai bambu ini,” kata Kapten Inf Supriyadi.
Kapolsek Ngadiluwih, AKP Kus Sumardi dan Camat Ngadiluwih, Drs. Lalu
Hadi Kusuimo ,juga ikut mendampingi Danramil Ngadiluwih memberikan sedikit
tausiyah kebangsaan, usai K.H. Moh. Yusuf dari Kecamatan Wates, memberikan
siraman rohani. Tausiyah yang diberikan Kapten Inf Supriyadi ini, sebenarnya
bukan acara sesungguhnya, melainkan menumpang kegiatan pengajian rutin khusus
perangkat desa yang digilir dari desa ke desa tiap bulannya.
“Jadi sudah sangat jelas, bahwa komunis tidak cocok dengan kultur
kehidupan bangsa ini, apalagi nilai-nilai religi di Indonesia, sangat dijunjung
tinggi, demikian juga simbol-simbol keagamaan, ditambah lagi keanekaragaman
sosial budaya yang mayoritas cenderung berdampingan dengan sisi religi ,baik
dari sudut pandang manapun, mutlak dan absolut, komunisme bukan solusi dan
alternatif bagi bangsa ini,” pungkas Kapten Inf Supriyadi. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar