KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta Pusat) Memasuki abad XXI masyarakat dunia sepertinya kurang peduli terhadap faham nasionalisme atau wawasan kebangsaan, bahkan termasuk masyarakat Indonesia, dimana sebagian menunjukkan kurang perhatian dalam memelihara, menjaga serta mengembangkan wawasan kebangsaannya.
Diusianya yang sudah menginjak 70 tahun,Indonesia yang telah sekian kali
mengalami proses pergantian kepemimpinan, persoalan nasionalisme dan kebangsaan
masih menjadi problematika di dalam peri kehidupan berbangsa dan bernegara.
Maka Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memandang sangat perlu untuk
menyelenggarakan suatu kegiatan yang rasa nasionalisme dalam pembangunan
bangsa dan Memperkokoh Wawasan
Kebangsaan.
Gambaran kondisi kehidupan masyarakat Indonesia seperti itu perlu dicari
solusinya agar NKRI tetap utuh dan kokoh. “Mengapa LDII harus ikut berperan
serta dan memandang bahwa NKRI serta empat pilar itu harus dibela dan
dipertahankan dan menjadi harga mati, padahal LDII adalah Lembaga Dakwah?
Jawabanya adalah,karena di Indonesia, mengamalkan rukun Islam yang lima dan
rukun iman yang enam tidak dipersoalkan, sehingga umat Islam bisa beribadah
sesuai dengan ajarannya, itu antara lain alasanya,” Kata ketua DPW LDII
Propinsi DKI Jakarta, Tedy Suratmadji, di Aula serbaguna DPP LDII Jalan Tentara
Pelajar no.28 patal Senayan, Minggu (29/5).
Selanjutnya Tedy Suratmadji mengatakan bahwa Proxy War adalah situasi
yang sedang berlangsung didunia ini, dan Globalisasi memang merupakan
keniscayaan dan tidak dapat dihindari serta sangat berpengaruh pada aktivitas
kebangsaan, dan oleh karena itu perlu disikapi secara arif dan bijaksana.
Arus globalisasi dapat menyebabkan nilai-nilai yang mengikat persatuan
dan kesatuan bangsa terabaikan, tergeser oleh nilai-nilai dari luar yang
dipandang sebagai nilai universal. Nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, faham
liberalisme diterapkan tanpa dilandasi oleh adat budaya bangsa serta kearifan
lokal.
Kondisi tersebut menggambarkan melunturnya semangat nasionalisme.
Akibatnya banyak warganegara merasa tidak terikat dengan aturan kehidupan
bermasyarakat, negara bangsanya. Tidak merasa memiliki, tidak mempunyai rasa
tanggung jawab serta tidak merasa bangga sebagai warga bangsa Indonesia. “Untuk
itu perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh dan serius gerakan untuk
memperkokoh wawasan kebangsaan,” ucap Tedy Suratmadji.
Mencermati kondisi tersebut, maka Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Kodam Jaya, setelah melaksanakan diskusi
dan pertemuan audiensi dengan Aster Pangdam Jaya menganggap perlu dan
pentingnya pendidikan Bela Negara dan
Wawasan kebangsaan khususnya bagi para pengurus dan warga LDII se DKI Jakarta,
dan masyarakat pada umumnya dengan kegiatan sarasehan pendidikan wawasan kebangsaan & bela
Negara dengan Thema, “Meningkatkan Kesadaran Bela Negara dalam Rangka Menjaga
Keutuhan NKRI“.
Hadir sebagai nara sumber dan sekaligus membuka secara resmi sarasehan
pendidikan wawasan kebangsaan dan bela negara kerjasama antara LDII DPW
Provinsi DKI Jakarta dengan Kodam Jaya, Kolonel ARM Budi Suharto, yang mewakili
Pangdam Jaya. "Saya sangat bangga dengan LDII, sarasehan hari ini
mengangkat thema NKRI harga mati," kata Budi Suharto setelah menyampaikan
salam hormat dari Panglima Kodam Jaya. (arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar