Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Kamis, 11 Agustus 2016

Sial, Gara-gara Rekeningnya Dipinjam Untuk Tarnsaksi Narkoba, Mahasiswa Juara Kontes Kapal Harus Diadili



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Nasib sial dialami Bahreizy Rizma Aminullah, gara-gara rekeningnya dipinjam Adrian Firmansyah, saudara sepupunya untuk menerima fee atas penjualan sabu sabu (SS) dari seorang bandar SS, Lukman yang menghuni Lapas Porong.

Akibatnya,  Mahasiwa Universitas Hang Tuah,  yang pernah menjuarai kontes design kapal tak berawak di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, harus terseret dalam pusaran narkotika.

Jumlah uang yang didapat Andrian mencapai puluhan juta rupiah dan terbagi dalam puluhan kali transfer. Jumlah transferan yang paling besar mencapai Rp 12 juta dan lainnya ada yang Rp 1 juta dan ratusan ribu.

Dalam sidang kesaksian dari BNNPJatim, Hari, keterlibatan terdakwa Bahreizy karena meminjamkan rekeningnya ke Andrian.
Terungkapnya rekening milik Baheizy setelah penyidik memeriksa Andrian yang terlibat peredaran SS seberat 2,5 kg dan pil ekstasi sebanyak 3.000 butir.

"Barangnya (SS) dan ekstasi disembunyikan Andrian di kamar kosong  yang tidak terpakai di rumah keluarga Bahreizy," tutur Hari dari BNNP Jatim.

Andrian saat diperiksa sebagai saksi dalam perkara keponakannya itu mengakui jika uang hasil fee penjualan SS dikirim ke rekening Bahreizy Namun Andrian tidak pernah ngomong jika uang itu dari hasil penjualan SS.
"Saya kalau butuh uang ya saya pinjam ATMnya dan Bahreizy tidak pernah tahu kalau uang itu dari penjualan SS," jelasnya.

Andrian mengakui jika berhasil menjual SS seberat 1 ons mendapat upah Rp 10 juta. Proses pengiriman barang itu sendiri terkadang dilakukan bersama adik kandungnya dan temannya. "Terkadang ketemu langsung dengan orangnya dan terkadang diranjau," paparnya kepada majelis hakim yang diketuai Wayan Sosiawan.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darwati  dan Theresia, juga mencecar berbagai pertanyaan kepada Andrian atas tersangkutnya Bahreizy. "Apakah terdakwa Bahreizy pernah tanya uang apa yang masuk dalam rekening," tanya JPU Darwati. Lagi-lagi Andrian menegaskan jika keponakannya itu tidak tahu.

Kenapa Anda tidak membuka rekening sendiri, kok malah pinjam Bahreizy? Andrian yang bergaya slow itu mengaku tidak memiliki KTP. "KTP saya hilang bu," terangnya enteng.

Bahreizy selama sidang berlangsung terlihat tenang. Matanya tajam menatap wajah Andrian menyimak satu persatu kalimat yang diucapkan di depan majelis hakim. Dalam sidang itu, Bahreizy juga didatangi beberapa temannya.

Salah satu teman terdakwa yang ditemui di luar ruang sidang Garuda, mengaku kasihan atas peristiwa yang menimpa itu. Karena terdakwa hanya rekeningnya saja yang dipinjam oleh orang lain untuk bisnis SS.
"Bahreizy itu anaknya ulet dan pintar. Kasihan dia tengah menyelesaikan skripsi.  Tahun 2014 lalu, ia menjuarai design kapal tanpa awak di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar," ujar salah satu teman Bahreizy.

Sementara kuasa hukum, Bahreizy, Advent Dio SH, ia berusaha untuk membebaskan terdakwa. Karena posisi terdakwa tidak terlibat langsung dalam dunia narkoba. "Hanya rekeningnya saja yang dipinjam dan itu tidak diketahui oleh klien saya jika untuk menampung fee dari Andrian," ujar Advent Dio.

Dalam sidang lanjutan, ia berencana mengajukan saksi yang meringankan terdakwa. Karena selama ini, Bahreizy jarang pulang atas kesibukan mengerjakan berbagai macam design. "Teman-temannya semua tahu kalau klien kami sering tidur di kampus," paparnya. (Komang)

0 komentar:

Posting Komentar