Pages - Menu
▼
▼
Halaman
▼
Jumat, 23 September 2016
Dibanding Jadi Kadispendukcapil, Kabag Humas Pilih Jadi Camat
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Rumor bila posisi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Kadispendukcapil) Kota Surabaya bakal di lengser dan digantikan oleh Kepala Bagian (Kabag) Humas Surabaya, M. Fikser ternyata mendapat sanggahan keras dari M. Fikser.
Menurutnya, isu yang berkembang selama ini tidak benar. Bahkan dengan beredarnya isu tersebut, kata Fikser, membuat dirinya jadi tidak harmonis lagi dengan Aang panggilan akrab Kadispendukcapil Surabaya apalagi isu tersebut tidak berdasar, sebab tidak ada seseorang yang mengutarakannya. Hanya media saja yang terkesan membesar-besarkannya. Fikser merasa posisi jadi kepala dinas tidaklah mudah sehingga membuatnya belum mampu.
“ Itu isu ecek-ecek. Saya ngak mau kadispendukcapil, kadis lainnya juga ngak mau. Kalau camat mau.” Jelas Fikser.
Dijelaskan Fikser. Tak hanya pihaknya yang merasa kikuk namun pendamping hidupnya juga tak nyaman di saat menjalankan aktifitasnya sebagai seorang karyawan di Dispendukcapil Surabaya.
“ Saya sempat ngomong ke istri, atur jadwal dengan pak Anang, saya mau ngomong. Saya ngak enak dikiranya saya yang membawa wartawan bersama ibu (Walikota Surabaya, Tri Rismaharini-red).” Ungkapnya.
Kata fikser menjelaskan, saat itu memang Walikota Surabaya, Tri Rismaharini sedang ada program di salah satu stasiun televisi swasta. Awal rencananya di stadiun Bung Tomo untuk melihat arena sirkuit. Setelah berputar-putar, tujuan berikutnya di kenjeran.
Nah, entah mengapa, perjalanan ke kenjeran melewati depan siola. Disaat yang bersamaan Walikota melihat kerumunan orang sedang duduk berjejer di depan eks gedung supermarket, padahal saat itu hari masih pagi, waktu menunjukkan sekitar pukul 07.00 WIB.
Melihat gerombolan orang duduk berjejer di depan, membuat Walikota ingin tahu. Tri Rismaharini meminta ajudanya bergeser posisi tempat duduk, bahkan Walikota perempuan pertama di surabaya ini juga meminta sopir pribadinya berputar arah.
Saat Walikota masuk ke gedung tersebut, Ia sempat tertegun, bahkan turut campur membantu staf dengan membersihkan alat sisik jari dengan menggunakan tisu.
Singkatnya, Walikota sempat marah karena tidak ada petugas IT yang sanggup menjelaskan erornya sistem alat untuk mencetak e-KTP.
Ditambah lagi, saat itu si petugas IT maupun Kadispendukcapil tak menampakkan batang hidungnya padahal Walikota telah memerintahkan keduanya segera turun ke bawah.
Tak berselang lama Anang pun turun menemui Walikota Surabaya, Disaat itu timbul ketegangan, sebab si petugas IT belum juga muncul padahal jaraknya hanya beda satu lantai sedangkan Walikota Surabaya sudah menunggunya kurang lebih setengah jam.
Merasa tak sabar, walikota Surabaya ini bergegas menuju ruang IT, Nah diruangan inilah terjadi perdebatan. Si IT yang diketahui bernama Irwanto ini tak mau disalahkan oleh Walikota Surabaya. Irwanto bersikukuh bila pekerjaan yang ditekuninyaini sudah sesuai aturan.
Puncaknya jelas tak bisa dibayangkan, Tri Rismaharini terlihat marah besar pasalnya hampir semua pegawai Dispendukcapil terkesan menyembunyikan sesuatu yang tak perlu walikota ketahui. Padahal mereka tak mau berfikir bagaimana nasib masyarakat yang datang jauh-jauh membawa anak, bolos pekerjaan padahal kebanyakan masyarakat ini pegawai yang gajinya harian. (arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar