Jumat, 23 September 2016
- Jumat, September 23, 2016
- progresifonline
- Metropolis
- No comments
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Ada yang menarik dalam operasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Surabaya di beberapa panti pijat kompleks ruko RMI kawasan Menur. kamis, (22/9/2016)
Pasalnya saat terjadi razia gabungan itu sempat terjadi debat kusir salah satu reporter tv swasta yang ngepos di Pemkot Surabaya dengan penjaga panti pijat. Reporter ini mengaku tersinggung dengan ucapan penjaga panti pijat.
“Mas, mas, ngapain ngambil di dalam. Gak boleh mas. Dilarang mengambil gambar disini,” teriak penjaga panti pijat tersebut pada repoter ini dengan nada keras.
Namun bukannya malah takut, reporter tv swasta ini balik menghardiknya. Alhasil bentakan reporter ini membikin keder penjaga panti pijat tersebut. Nah, saat terlihat 'lawannya' sedikit keok, reporter ini dengan nada keras menanyakan alasan melarangnya mengambil gambar saat terjadi razia.
“Mas iki kan nggone arek wartawan juga (mas, tempat ini kan milik wartawan juga),” jawab penjaga rumah pijat itu, menjawab pertanyaan sejumlah wartawan.
Spontan sejumlah awak media bertanya lagi, nama wartawan yang membekingi tempat usaha berbau mesum ini. Lalu dijawab oleh penjaga panti pijat itu, bahwa tempat usaha ini milik salah satu wartawan dari media cetak dan online lokal.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, reporter tv swasta ini tidak mau menyebut siapa dua oknum wartawan tersebut yang bekingi panti pijat plus-plus dikawasan RMI Menur.
"Wes cukup aku ae sing ngerti" akunya dengan cengar-cengir. (arf)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar