Jumat, 23 September 2016
- Jumat, September 23, 2016
- progresifonline
- Hankam
- No comments
KABARPROGRESIF.COM : (Malang) Dalam rangka mendukung pelaksanaan Pembinaan Teritorial (Binter) TNI AD serta untuk menyamakan visi, misi dan persepsi guna mendapatkan masukan konsep penyelenggaraan Binter ke depan dan mendorong lembaga pemerintah untuk dapat meregulasi peraturan dan perundang-undangan berkaitan dengan tugas pokok TNI AD sebagai fungsi utama Binter dalam upaya menjawab kondisi faktual bangsa, maka Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang menyelenggarakan seminar nasional pembinaan teritorial selama dua hari mulai tanggal 21 s.d. 22 September 2016 yang bertempat di Gedung Widya Loka Kampus Universitas Brawijaya Malang. Adapun tema yang diangkat dalam Seminar Nasional Pembinaan Teritorial kali ini yaitu “Mewujudkan kekuatan pertahanan Negara melalui optimalisasi fungsi dan peran Pembinaan Teritorial TNI AD di tengah masyarakat”
Pelaksanaan seminar dibuka oleh Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S.didampingi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI M. Erwin Syahfitri. Peserta seminar berjumlah 400 orang berasal dari Personil TNI dan Polri, pejabat dan karyawan dari Lembaga dan Kementerian, Wartawan, Ormas, Perwakilan Mahasiswa Universitas Negeri dan Swasta seluruh Indonesia.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letjen M.Erwin Syahfitri selaku Keynot Speaker menyampaikan bahwa TNI AD sebagai alat utama pertahanan Negara Matra Darat memiliki tugas pokok dalam pemberdayaan wilayah pertahanan, transformasi Binter TNI AD saat ini dan di masa yang akan datang serta membantu pemerintah di daerah sesuai dengan UU RI Nomor 34 Tahun 2004 dimana peran TNI yaitu mengatur tentang tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Selain itu, Peran TNI sebagai alat pertahanan Negara dalam situasi damai menyiapkan sumberdaya manusia sebagai kompartemen pendukung dalam tersedianya gagasan blue print Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta) yang tangguh dengan kegiatan-kegiatan penanaman disiplin, militansi kebangsaan dan cinta tanah air kepada semua elemen masyarakat termasuk didalamnya mahasiswa. Sehingga diantara keduanya terdapat celah keterkaitan kegiatan dalam turut serta mengabdi, menanamkan daya tangkal dan mensejahterakan masyarakat.
Bangsa ini juga harus siap menghadapi berbagai tantangan jika ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045. Berbagai gejala yang mengarah pada perang tersebut bahkan sudah mulai tampak, salah satunya melalui perang proxy (proxy war) yaitu perang dimana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau kelompok lain tidak bisa melihat siapa lawan atau kawan dan untuk berperang melalui berbagai aspek (IPOLEKSOSBUD) dan aspek lainnya.(arf)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar