Pages - Menu

Halaman

Kamis, 26 Januari 2017

BI Evaluasi Mekanisme Pembentukan TPID Pangan di Jatim



KABARPROGRESIF.COM : ( Surabaya ) Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur terus melakukan pengkajian atau mengevaluasi tentang mekanisme dalam pembentukan TPID, hal ini. untuk memperkuat adanya ketahanan pangan sekaligus juga menekan angka inflasi di provinsi Jawa Timur.

Kepala Kantor BI Perwakilan Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan, dengan adanya Pangan, maka petani bisa semakin tertarik bertani karena produksi dengan harga yang terjamin ditampung TPID. Di sisi lain, TPID  juga pasti untung karena barang yang ditampung merupakan kebutuhan sehari-hari yang pasarnya pasti tetap ada.

"Kalau bicara mendesak tentunya harus ada kajian dulu, paparan akademiknya, mekanismenya seperti apa, tapi idenya (BUMD Pangan) Saya dukung ke arah sana," kata  Difi Ahmad Johansyah saat gelar BBM di Surabaya pada Rabu (25/01/2017).

Lebih lanjut Difi menjelaskan, untuk daerah-daerah yang ciri khasnya adalah produsennya banyak tapi konsumennya tidak banyak, perlu adanya suatu badan untuk menstabilkan harga dari beberapa komoditas tertentu.

"Seperti halnya peran Bulog yang menstabilkan beras, jagung, kedelai. Memang di beberapa daerah,TPID menginginkan adanya suatu lembaga tersebut apakah berbentuk  pangan yang bisa menstabilkan harga pangan," ungkapnya.

Menyinggung peran Bulog, pria kelahiran Magelang ini menjelaskan , bukan belum terasa karena kewenangan Bulog masih terbatas di beberapa komoditi.

"Oleh karena itu di luar Bulog perlu ada lembaga lain yang menjaga stabilitas harga dan stok pangan seperti cabe, bawang merah dan daging." ujarnya.

Selain itu Difi menambahkan,kita ingin beberapa TPID ada solusi operasi pasar jangka panjang hal ini untuk menstabilkan mata rantai perdagangan pemerintah indonesia.

" Pemerintah harus memberikan distribusi antar pulau dan perlu kerjasama antar daerah agar pasokan- pasokan didaerah- daerah tertentu ini  bisa dijamin di daerah lain." pungkasnya  (Dji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar