Pages - Menu

Halaman

Jumat, 24 Maret 2017

OJK Gelar Edukasi Pembekalan 200 Agen Bansos



KABARPROGRESIF . COM : (Surabaya) Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) terus mendukung implementasi Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) khususnya Pilar 1 Edukasi Keuangan dengan berfokus pada sasaran SNKI, yaitu masyarakat berpendapatan rendah, pelaku usaha mikro dan kecil, serta perempuan.

Implementasi SNKI tersebut dituangkan dalam rangkaian kegiatan edukasi di Surabaya selama 3 hari berturut-turut dari tanggal 23-25 Maret 2017. Kegiatan edukasi keuangan tanggal 23 Maret 2017 dilaksanakan bagi masyarakat berpendapatan rendah melalui pembekalan bagi 200 Agen Penyalur Bantuan Sosial Nontunai (bansos), Pendamping, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bansos.

Khusus edukasi bansos non tunai merupakan yang ketiga kalinya setelah di Kota Makassar dan Kota Bekasi sebagai bentuk dukungan OJ K terhadap program pemerintah terutama bansos non tunai secara berkesinambungan, bekerja sama dengan Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bank Indonesia, dan Pemerintah Kota Surabaya. Kota Surabaya merupakan salah satu kota dengan jumlah penerima dana bansos terbesar, sedikitnya 70 ribu keluarga.

Kegiatan edukasi keuangan tanggal 24 Maret 2017 menyasar segmen perempuan dan ibu rumah tangga yang tergabung dalam organisasi Dharma Wanita Provinsi Jawa Timur. Tema yang diusung adalah

“Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pengelolaan Keuangan yang Bijak”. Selain materi pengelolaan keuangan,

" Sebanyak 150 peserta juga diedukasi mengenai produk/jasa keuangan yang sesuai kebutuhan, termasuk kewaspadaan terhadap penawaran investasi ilegal alias bodong.

Selanjutnya pada 25 Maret 2017, OJK kembali mendukung pemberdayaan UMKM di Kota Surabaya melalui edukasi keuangan dan pelatihan kewirausahaan bagi 500 pemuda dan ibu rumah tangga perintis UMKM.

Pada kegiatan tersebut, peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan perencanaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan untuk mendapatkan pembiayaan, namun juga mendapatkan pelatihan kewirausahaan sesuai dengan minat dan bakat peserta, misalnya teknik perbengkelan, perkapalan, pesawat, kuliner, tata rias kecantikan, dan menjahit dari ahlinya.

Kesamaan rangkaian kegiatan terletak pada fokus segmen peserta yang sebagian besar merupakan perempuan, baik sebagai penerima bansos, anggota Dharma Wanita, dan perintis UMKM.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan bahwa melalui kedisplinan pencatatan pemasukan dan pengeluaran, pengalokasian dana untuk kebutuhan. dan menyisihkan sebagian dana untuk berinvestasi.

" Mellalui penggunaan produk jasa keuangan dapat mendukung peningkatan inklusi keuangan." katanya.

Kusumaningtuti menjelaskan Perempuan sebagai pemegang kendali keuangan keluarga perlu dibekali dengan keterampilan dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan agar lebih cerdas dan mandiri secara finansial.

" Pemahaman pengelolaan keuangan keluarga yang baik merupakan kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat”, ujarnya.

Dia berharap melalui kegiatan ini, OJ K juga akan mendorong peserta edukasi menjadi Agen yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

" kedepan para edukasi tersebut menjadi agen yang Literasi dan Inklusi Keuangan untuk melakukan edukasi dan pendampingan pengelolaan keuangan bagi masyarakat di sekitarnya." pungkas Kusumaningtuti.  (Dji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar