KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP), Erna Purnawati dibantu Linmas, Satpol PP serta DKP melakukan pembongkaran bangunan di Jl. Simpang Dukuh, Jum’at (9/6/2017).
Menurut Wali Kota Tri
Rismahirini pembongkaran bangunan dilakukan sebagai pengalihan jalur di Jl.
Tunjungan yang relatif banyak terpotong. Oleh karena itu dipindahkan ke Simpang
Dukuh agar ketika pengerjaan trem dimulai, arus lalu lintas tidak mengalami
kemacetan.
“Jadi semula kan empat
dan kita potong menjadi 3 bagian yang nanti dua jalur untuk trem dan satu jalur
mengarah ke barat untuk pedestrian jalan. Namun ini masih dikaji oleh Dishub
dan kepolisian apakah satu atau dua arah,” kata Risma di sela-sela pembongkaran
jalan.
Pembongkaran bangunan
itu, sambung Risma telah mendapat ganti rugi dari Dinas PU. Total ada 23
bangunan dengan rincian bangunan yang dibongkar (hari ini) sebanyak 4 persil
sedangkan 7 persil masih dalam proses konsinyasi di pengadilan.
“Uang sudah di
pengadilan, namun memang terdapat beberapa bangunan rumah yang bermasalah
terkait surat rumah yang bukan atas nama warga itu sendiri tapi milik orang
lain. Kita meminta warga menyelesaikannya itu dulu,” jelas Risma.
Risma menargetkan
pengerjaan jalan di kawasan Simpang Dukuh tahun ini harus selesai tahun ini.
Sebab, sudah ada kontrak maka ia berharap ada kelancaran dan bisa selesai dalam
waktu 4 bulan.
“Jadi ketika pembangunan trem berlangsung warga sudah tidak mengeluh
terkait penyempitan jalan” imbuhnya.
Ditanya jumlah biaya
yang dikeluarkan oleh Pemkot dalam pembangunan jalan tersebut, Risma menafsir
biaya sekitar 6 miliar.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati mengatakan bahwa dirinya
bersama Dishub sudah mengantisipasi penggunaan jalan Tunjungan untuk jalur
trem. Yakni dengan pelebaran Jalan Simpang Dukuh. Menurutnya, pelebaran ini
akan dikerjakan secara paralel.
“Untuk antisipasi penggunaan jalan Tunjungan
untuk jalur trem, Insya Allah sudah kita hitung manajemen dan rekayasa lalin. Makanya
kita alihkan ke genteng kali
dan simpang dukuh,” tutur Erna.(arf)
0 komentar:
Posting Komentar