Pages - Menu

Pages - Menu

Sabtu, 19 Agustus 2017

Ada Semangat Kemerdekaan di SIKF 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Aneka layang-layang hias dengan beragam ukuran, bentuk, motif dan warna, terbang gagah menghiasi langit timur Kota Surabaya, Sabtu (19/8/2017). Bahkan ada sepasang layang-layang yang bisa berdansa layaknya manusia. Begitulah secuil gambaran keseruan Surabaya International Kite Festival (SIKF) 2017 di Side Area Long Beach Selatan Pakuwon City.

Event Surabaya International Kite Festival ini merupakan agenda yang rutin digelar setiap tahun di Surabaya. Untuk tahun ini, event hasil sinergi Pemerintah Kota Surabaya dengan Persatuan Layang-Layang Surabaya (Perlabaya) ini digelar dua hari, 19-20 Agustus 2017. Karenanya, warga Kota Surabaya dan sekitarnya yang belum memiliki agenda mau ke mana untuk mengisi akhir pekan, bisa menikmati eksotisme layang-layang dari berbagai negara dan kabupaten-kota di Indonesia di Side Area Long Beach Pakuwon City. 

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika membuka Surabaya International Kite Festival ke-20 mengatakan, agenda ini bisa menjadi sarana untuk mengenalkan Surabaya ke dunia internasional. Karena memang, peserta nya tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. “Dan setiap tahun, pesertanya bertambah banyak. Kreasi layang-layang yang ditampilkan juga semakin beraneka ragam. Semoga event ini bisa terus meningkat sehingga bisa menjadi destinasi wisata,” tegas Wali Kota Tri Rismaharini.

Untuk Surabaya International Kite Festival tahun ini, ada peserta dari tujuh negara yang ikut serta. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Singapura dan Prancis. Khusus dari Indonesia, pesertanya dari 26 kabupaten/kota. Diantaranya ada dari Riau, Jakarta, Depok, Bandung, Solo, Ponorogo, Sidoarjo, Malang, Denpasar, hingga Makassar.

Seusai memberikan sambutan, Wali Kota Tri Rismaharini lantas mencoba menerbangkan layang-layang dengan warna merah putih. Bukan hanya satu layang-layang. Tetapi sebanyak 72 layang-layang yang didesain berjajar. Jadilah layang-layang merah-putih membentuk semacam “tangga ke langit”. Bersamaan dengan itu, layang-layang bergambar logo Kota Surabaya, juga ikut terbang tinggi.

Angka 72 tersebut melambangkan usia Republik Indonesia yang baru saja merayakan HUT kemerdekaan ke-72 tahun. Dan memang, ada yang beda dengan tampilan layang-layang di festival tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena event ini hanya berselang dua hari setelah peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, motif layang-layang yang difestivalkan pun mengusung semangat kemerdekaan. Selain layang-layang merah putih, juga ada layang-layang bergambar pahlawan nasional, I Gusti Ngurah Rai dan Sultan Hasanuddin. Bahkan, ada layang-layang dengan motif Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) yang pada tahun 1945 silam menjadi lokasi bersejarah perobekan warna biru bendera Belanda oleh Arek-Arek Suroboyo

“Filosofi dari layang-layang ini, kita bisa terbang untuk menggapai cita-cita. Tadi juga ada layang-layang simbol bendera merah putih yang jumlahnya 72. Saya juga minta agar layang-layang simbol logo Surabaya juga terbang tinggi. Maknanya, ketika Indonesia terbang tinggi, Surabaya juga harus terbang tinggi,” ujar wali kota menjawab pertanyaan wartawan.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Widodo Suryantoro menuturkan, agenda Surabaya International Kite Festival 2017 ini penting sebagai bagian upaya untuk melestarikan budaya bangsa, serta meningkatkan apresiasi masyarakat kepada layang-layang.

“Selain itu tentunya memberikan hiburan kepada masyarakat untuk menyemarakkan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Karenanya, silahkan warga untuk hadir meramaikan kegiatan ini,” jelas Widodo.

Bahkan, sambung Widodo, para penonton tidak hanya disuguhi aneka layang-layang hias dengan beragam kreasi. Masyarakat juga bisa berkesempatan untuk belajar membuat layang-layang hias.

“Ini juga ada pemberian keterampilan dan pelatihan membuat layang-layang,” sambung Widodo. (arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar