Pages - Menu
▼
▼
Halaman
▼
Pages - Menu
▼
Kamis, 17 Agustus 2017
Danrem 083/BDJ Irup Upacara 17 Agustus
KABARPROGRESIF.COM : (Malang) Pagi ini cuaca di tempat berlangsungnya kegiatan upacara HUT Republik Indonesia ke-72 Senin 17 Agustus 2017 pukul 07.00 Wib, tepatnya di lapangan Brawijaya-Rampal sangat cerah sehingga membuat suasana semangat para prajurit dan ASN dalam melaksanakannya dan bertindak sebagai Inspektur Upacara kali ini dijabat Komandan Korem 083/Baladhika Jaya Kolonel Arm Budi Eko Mulyono, S.Sos., M.M.
Upacara ditandai dengan pengibaran bendera merah putih dan pembacaan naskah proklamasi 17 Agustus 1945. Upacara diikuti para Kabalak, Kabapras, Perwira, Bintara, Tamtama dan ASN jajaran Korem 083/Bdj.
Dalam amanat Kasad Jenderal Moelyono yang dibacakan oleh Inspektur upacara menyampaikan, Sebagai insan yang beriman dan bertakwa, marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat melaksanakan Upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-72 tahun 2017 dalam keadaan sehat wal afiat.
Atas nama pribadi dan Kepala Staf Angkatan Darat, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit dan PNS TNI AD, disertai harapan semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk dapat mempertahankan semangat dan kinerja terbaik kita, demi kejayaan Tentara Nasional Indonesia, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini.
Selanjutnya, kita juga patut bersyukur karena di medan tugas apapun dan dalam kondisi dengan tantangan sesulit apapun, kita masih dianugerahi kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik.
Hal tersebut tentunya tidak bisa dilepaskan dari terpeliharanya moril dan semangat pengabdian seluruh prajurit dan PNS TNI AD untuk senantiasa berbuat yang terbaik dalam setiap tugas di seluruh pelosok tanah air maupun di berbagai penjuru dunia dalam rangka misi pemeliharaan perdamaian.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Menjadi merdeka merupakan dambaan dari seluruh rakyat Indonesia pada masa itu yang rela diraih dengan mengorbankan jiwa dan raga, tidak hanya untuk lepas dari penjajahan, namun lebih penting dari itu, yaitu merdeka berarti bahwa Bangsa Indonesia juga sederajat dengan Bangsa-bangsa lainnya di dunia.
Selanjutnya, peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah mengkaruniai Bangsa Indonesia dengan kemerdekaan setelah melalui sebuah perjuangan yang sangat panjang dan tidak kenal lelah dengan mengorbankan jiwa dan raga.
Lebih lanjut Danrem 083/Bdj Untuk itu, tidaklah berlebihan apabila peringatan kemerdekaan juga merupakan bentuk penghormatan kita kepada para pahlawan, dengan diiringi doa, kiranya Tuhan Yang Maha Esa, menempatkan para kusuma Bangsa tersebut sebagai syuhada dengan penuh kemuliaan di sisi-Nya.
Di awal tahun 2017 ini, kita baru saja menghadapi dan melewati situasi yang cukup sulit dalam kehidupan sosial kemasyarakatan Bangsa Indonesia, terkait dengan pelaksanaan salah satu pesta demokrasi, berupa Pilkada Serentak yang dilaksanakan di berbagai wilayah. Kita patut bersyukur karena semuanya telah berjalan dengan lancar dan aman, walaupun diwarnai dengan dinamika yang sangat tinggi. Namun demikian, masih terdapat persoalan-persoalan yang memerlukan kewaspadaan kita untuk terus mengawal dan membantu terjaganya stabilitas dan kondusifitas kehidupan sosial masyarakat di seluruh wilayah tanah air.
Dari gejolak situasi yang mengiringi penyelenggaraan Pilkada Serentak yang baru lalu, kita dapat memetik pelajaran bahwa ancaman terhadap Bangsa dan Negara kita telah berkembang menjadi semakin kompleks dan sulit diidentifikasi, tidak hanya ancaman militer, tetapi juga ancaman non militer.
Perkembangan terorisme dan gerakan radikal kanan/kiri masih terus kita rasakan sebagai ancaman yang tidak pernah padam. Demikian pula dengan maraknya anarkisme yang seringkali mengiringi penyampaian pendapat para buruh, pemuda dan mahasiswa, tawuran antar kelompok, penyalahgunaan Narkoba, serta penyebaran pornografi dan seks bebas.
Jenis ancaman tersebut di atas, walaupun tergolong sebagai ancaman non militer, namun masih relatif mudah untuk dilihat dan dirasakan, serta dihadapi. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu kita pahami juga bahwa disamping ancaman tersebut, saat ini telah semakin berkembang jenis ancaman baru. Ancaman ini yang lebih sulit dilihat dan dirasakan, namun memiliki potensi daya hancur yang lebih hebat terhadap kedaulatan sebuah Negara, yaitu ancaman informasi.
Arus informasi yang sangat deras tersebar melalui media teknologi, telah terbukti mampu mempengaruhi cara berpikir dan perilaku manusia. Fenomena Arab Spring yang diawali oleh kudeta di Mesir dan bermula dari provokasi yang tersebar lewat media sosial beberapa tahun yang lalu, merupakan bukti nyata yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran.
Ancaman ini juga masih mempengaruhi situasi psikologis Bangsa Indonesia, sebagai akibat dari perang informasi melalui media sosial selama dan pasca pelaksanaan Pilkada DKI, yang dilancarkan oleh berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang menginginkan kehancuran Bangsa Indonesia. Tentunya, pengalaman tersebut merupakan pelajaran berharga tentang semakin besarnya potensi ancaman informasi terhadap kedaulatan Negara.
Secara umum masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari bahwa ancaman terhadap kedaulatan Negara melalui celah informasi ini, tidak bisa dilepaskan dari semakin hilangnya nilai-nilai Pancasila dari dalam jiwa masyarakat Indonesia, sehingga semangat persatuan dan kesatuan Bangsa serta nilai-nilai musyawarah untuk mufakat semakin memudar dan tergantikan oleh ego sektoral serta intoleransi yang semakin menguat. Kondisi tersebut merupakan lahan yang sangat subur untuk tumbuh kembangnya radikalisme maupun separatisme.
Selain itu, maraknya peredaran Narkoba juga merupakan ancaman yang nyata bagi kedaulatan Negara kita. Saat ini Indonesia berada pada kondisi Darurat Narkoba. Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba berdampak buruk terhadap kesehatan, perkembangan sosial ekonomi serta keamanan dan kedamaian Indonesia. Narkoba secara nyata dapat memicu kejahatan lainnya seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan dan berbagai kejahatan lain. Indonesia bukan sekedar tempat transit, tetapi sudah menjadi pasar Narkoba terbesar di Asia. Lebih daripada itu, penyalahgunaan Narkoba telah menjamah hampir seluruh lapisan masyarakat, strata sosial ekonomi termasuk didalamnya institusi TNI. Saya tekankan kepada para prajurit dan PNS TNI AD agar menjauhi pelanggaran terhadap penyalahgunaan Narkoba, karena TNI AD telah menyatakan untuk perang terhadap Narkoba.
Kita juga harus menyadari bahwa berbagai ancaman yang berkembang tidak hanya menyasar masyarakat, tetapi juga berpotensi merusak karakter pribadi Prajurit dan PNS TNI AD pada level apapun, sebagai dampak negatif dari sangat luasnya akses ke media sosial yang saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, serta dampak penyalahgunaan Narkoba yang telah menimbulkan terjadinya lost generation (generasi yang tidak berkualitas) di Indonesia.
Oleh karenanya, saya ingatkan kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI AD, bahwa salah satu jati diri kita adalah Tentara Nasional, yang harus senantiasa mengedepankan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan. Kita yang berasal dari berbagai suku, agama, ras dan golongan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan hanya mengabdi kepada Negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Selain itu kita juga harus senantiasa memelihara dan terus meningkatkan kepekaan terhadap dinamika kehidupan sosial yang berkembang serta menajamkan naluri intelijen dalam rangka deteksi dini dan cegah dini terhadap berbagai potensi ancaman yang sedang berkembang saat ini.
Panglima Besar Soedirman pernah berpesan kepada kita untuk "Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi Bangsa dan Negara".
Menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan multidimensional ditengah masyarakat tersebut, rasanya penting bagi TNI AD untuk kembali mengingat konsep yang menempatkan TNI AD sebagai stabilisator dan dinamisator kehidupan masyarakat. Sebagai instansi yang masih sangat dipercaya publik, TNI AD harus selalu hadir sebagai solusi dalam menjaga imunitas bangsa yaitu kekebalan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Para prajurit dan PNS TNI AD harus mampu tampil didepan untuk mengembalikan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang telah tersarikan dalam Pancasila, yaitu menghormati perbedaan, semangat untuk bersatu, rela berkorban dan pantang menyerah, kebersamaan dan gotong royong serta optimisme dan rasa percaya diri. Penanaman nilai-nilai tersebut kedalam jiwa dan pribadi masyarakat Indonesia harus dilakukan melalui berbagai cara yang kreatif dan inovatif, sambil terus mendorong pemerintah dan instansi terkait lainnya untuk merevitalisasi kembali berbagai kegiatan positif dalam rangka pembangunan karakter Bangsa. (arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar