Senin, 02 Oktober 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Walikota Surabaya, Tri Rismaharini meminta semua pihak bisa menahan diri pasca terjadinya bentrok antara suporter Persebaya (Bonek) dengan pendekar silat PSHT. Risma berharap, agar kejadian serupa tidak terulang.

Menurut Risma, hilangnya dua nyawa dalam bentrokan tersebut patut disayangkan. Mengingat setiap warga negara sudah dijamin kehidupannya dalam undang-undang.

"Semua orang berhak untuk hidup. Saya berharap ini kejadian yang terakhir," tegas Tri Rismaharini, Senin (2/10/2017).

Risma mengingatkan, tujuan utama datang ke stadion adalah untuk menyaksikan pertandingan bola. Begitu juga untuk berguruan silat, Risma juga meminta agar tidak jumawa.

"Jangan ada yang merasa paling kuat. Itu tidak boleh. Buktinya ketika kita diberi cobaan berupa bencana oleh tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa," ingatnya.

Terkait bentrok antara Bonek dengan PSHT vegetarian waktu lalu, Risma mengaku tidak membela salah satu kubu. Oleh karenanya Risma menyerahkan masalah itu kepada pihak yang berwajib.

"Kalau emosi jangan sampai membunuh. Mari kita saling menghormati dan tidak main hakim sendiri," tandas mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) ini.

Dalam kesempatan itu, dia juga meminta seluruh koordinator Bonek untuk saling mengingatkan anggotanya. Sebab jika sudah terjadi seperti sekarang ada banyak pihak yang dirugikan.

"Untuk apa kita mancing-mancing dan ngetes ilmu. Kalau sudah seperti ini bagaimana," imbuh Risma.

Risma menceritakan, ketika masih muda dirinya juga ikut perguruan silat merpati putih. Namun tujuan utama dirinya bergabung untuk menjaga diri dan bukan gagah-gagahan.

"Saya telah meminta Kapolrestabes untuk mengusut masalah ini sampai tuntas. Termasuk siapapun yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial," terang Risma.

Untuk diketahui, sekelompok suporter sepakbola Surabaya terlibat bentrok dengan salah satu kelompok pesilat atau pendekar di depan SPBU Balongsari Jl Raya Balongsari Kecamatan Tandes Surabaya, Minggu (1/10/2017).

Akibat bentrok dua kelompok dini hari itu, dua nyawa melayang dari pihak anggota kelompok silat. Dua korban tersebut diketahui bernama Eko Ristanto, usia 25 tahun, warga Tlogorejo, Kepuh Baru, Bojonegoro, serta Aris, usia 20 tahun, warga Simorejosari, Bojonegoro. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive