Kamis, 03 Mei 2018


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meninjau dan mengecek kesiapan personel maupun alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Markas Komando Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).

"Saya melakukan kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir untuk mengecek kesiapan, baik personel, alutsista dan asramanya. Kalau ada yang kurang, kami usahakan akan dipenuhi," kata Menhan Ryamizard di sela-sela kunjungannya.

Menurut Ryamizard, alutsista yang berada di satuan Korps Marinir akan diisi, meskipun alutsista yang akan diberikan bukan alutsista yang baru.

"Di Marinir banyak tank yang sudah tua dan tak layak untuk digunakan. Tank-tank ini akan diganti," kata Ryamizard.

Dalam sambutannya di hadapan ratusan prajurit Marinir, Menhan mengatakan, ada hal pokok yang menjadi pedoman dasar dalam pembangunan infrastruktur pertahanan negara menuju kekuatan dan postur pertahanan negara yang ideal.

Hal pokok itu, kata Ryamizard, antara lain, pentingnya terbangun komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan anak buah.

Kemudian, strategi pertahanan negara menghadapi ancaman yang nyata dan realistis serta penguatan mindset seluruh komponen bangsa dalam menghadapi perang cuci otak.

"Perlunya penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara sebagai pondasi dasar pertahanan yang bersifat perang semesta atau total warfare," kata mantan KSAD ini.

Alutsista Menhan mengatakan ,sebagai penerus tongkat estafet nilai-nilai kejuangan Generasi-45, TNI dikenal sebagai organisasi yang solid dan sarat dengan semangat perjuangan, pengabdian dan pengorbanan yang luar biasa dan tanpa pamrih.

Sikap ini dilandasi oleh loyalitas sebagai roh yang menjiwai kehidupan setiap prajurit.

"Oleh karena itu, satuan Marinir harus senantiasa menjadi organiasi yang dicintai oleh rakyat. Etos inilah yang kemudian dijabarkan ke dalam nilai-nilai Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan delapan wajib TNI yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945," kata Ryamizard.

Esensi dari semua itu, kata dia, profesionalisme TNI terletak pada loyalitas dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

"Dengan demikian sebagai TNI yang profesional maka hukum harus ditempatkan sebagai Panglima Tertinggi yang harus dihormati," kata dia.

Pada kesempatan itu, Menhan mengatakan, dalam menghadapi berbagai potensi ancaman, diperlukan konsep pembangunan pola pikir seluruh rakyat Indonesia melalui penanaman wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila.  Ini diperlukan agar tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi oleh upaya pencucian otak dari kelompok tertentu. (rio)

0 komentar:

Posting Komentar

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive