Jumat, 31 Agustus 2018
Home »
Metropolis
» Terobosan Baru Dinas Pemadam Kebakaran, dari Romy Sableng 112 hingga Tim Orong-orong
Terobosan Baru Dinas Pemadam Kebakaran, dari Romy Sableng 112 hingga Tim Orong-orong
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya melakukan berbagai terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan pemadaman kebakaran di Kota Pahlawan. Terobosan baru itu mulai membuat simbol Romy Sableng 112, membuat tim orong-orong yang handal di segala lini hingga membuat tim tri mas kintir.
Berbagai terobosan baru itu dibuat karena pada tahun 2018 ini, Dinas Pemadam Kebakaran lebih memfokuskan diri pada peningkatan kapasitas anggotanya. Bahkan, mereka memiliki komitmen “tiada hari tanpa latihan”. Artinya, setiap hari anggota Dinas Pemadam Kebakaran selalu latihan mengasah skill dan kemampuan mereka dalam memadamkan api, mengasah penggunaan alat pemadam dan berbagai antisipasi lainnya.
Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya Irvan Widyanto mengatakan saat ini pihaknya terus menumbuhkan kesadaran bahwa menjadi petugas Dinas Pemadam Kebakaran bukan hanya tugas semata. Namun, dia harus sadar bahwa petugas Dinas Pemadam Kebakaran adalah pahlawan yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya oleh warga, terutama pada saat terjadi kebakaran.
Makanya, mereka harus bangga menjadi petugas pemadam kebakaran, karena itu tidak sembarangan.
“Karena mereka ini pahlawan, maka kami buat semacam simbol atau figur bernama Romy Sableng si Pendekar Kapak Anti Geni 112,” kata Irvan di ruangannya, Kamis (30/8/2018).
Menurut Irvan, simbol ini terinspirasi dari tokoh fiktif Wiro Sableng si Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 yang senjata andalannya adalah kapak 212. Sedangkan anggota Dinas Pemadam Kebakaran dalam menjalankan tugasnya, selalu membawa kapak yang kemudian disebut Kapak Anti Geni 112 (Command Center 112).
“Meskipun tokoh Wiro selalu disebut sableng, tapi dia adalah pahlawan. Sama halnya dengan petugas Dinas Pemadam Kebakaran yang juga pahlawan. Jadi, saya kira cocok membuat simbol Romy Sableng 112 si Pendekar Kapak Anti Geni,” tegas Irvan.
Terobosannya pun tak berhenti sampai di situ. Ia pun sadar bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan perhatian lebih kepada Dinas Pemadam Kebakaran. Terbukti dengan memberikan infrastruktur lengkap dan update kepada dinasnya. Berbagai peralatan canggih dari luar negeri pun didatangkan untuk mendukung tugas Dinas Pemadam Kebakaran.
Adapun beberapa peralatan canggih yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran adalah mobil skylift 55 meter dan skylift 104 meter bernama Bronto Skylift yang didatangkan langsung dari Finlandia. Mobil yang cukup besar ini mampu menjangkau gedung pencakar langit setinggi 25-30 lantai. “Mobil ini juga dilengkapi selubung luncur untuk penyelamatan, sehingga sangat komplit.
Yang terbaru, Dinas Pemadam Kebakaran juga memiliki peralatan bernama Air Cushion. Alat ini digunakan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang terjebak dalam kebakaran gedung yang tinggi. Dengan adanya alat ini, maka korban kebakaran langsung bisa loncat dari gedung bertingkat dan dipastikan aman. “Saya sudah buktikan sendiri, alat ini aman untuk proses penyelamatan. Apalagi alat ini berukuran 7X10X4 dan mampu menahan beban berat hingga 150 kg sekali jatuh,” tegasnya.
Namun begitu, peralatan canggih dan komplit itu akan sia-sia apabila manusianya atau petugas Dinas Pemadam Kebakaran tidak memiliki kemampuan untuk mengoperasikan. Oleh karena itu, Irvan memastikan pada tahun ini lebih fokus pada peningkatan kapasitas anggotanya.
“Kami berikan mereka berbagai pelatihan, termasuk diklat pelatihan peningkatan kapasitas anggota. Bahkan, saat ini kami setiap hari melakukan pelatihan. Bagi kami, tiada hari tanpa latihan,” ujarnya.
Menurut Irvan, dari diklat pelatihan kapasitas ini, mereka dilatih tentang soft skill meliputi kedisiplinan, kekompakan, semangat bekerja, kejujuran, pantang menyerah dan soft skill lainnya. Dalam bidang hard skill meliputi keterampilan pemadaman gedung bertingkat, padat penduduk, dan minyak.
“Saat itu, juga ada pelatihan penyelamatan atau evakuasi. Harapannya, setelah dilatih peningkatan kapasitas anggota, maka pelayanan Pemkot terhadap musibah kebakaran semakin meningkat,” harapnya.
Selain itu, dari diklat pelatihan kapasitas itu, nanti akan dipilih sebanyak 40 anggota terbaik untuk dimasukkan dalam Tim Orong-orong. Semua anggota di tim orong-orong ini mampu dan mempuni di segala lini, baik penyelamatan, evakuasi dan menjadi sopir mobil pemadam kebakaran.
“Tim Orong-orong ini dipilih 40 anggota terbaik dari 500 tenaga kontrak di Dinas Pemadam Kebakaran. Kita seleksi khusus untuk dipilih jadi Tim Orong-orong, nanti mereka akan serba bisa dan berfungsi di segala lini.” Tegasnya.
Irvan pun menjelaskan alasan mengapa tim itu diberi nama Orong-orong. Menurutnya, Orong-orong itu bisa masuk dan menyelinap di segala medan. Ia berharap, tim ini meniru Orong-orong yang mampun menyelinap dan handal di segala lini. Salah satu contohnya, apabila tidak ada sopir mobil pemadam kebakaran, maka dia akan bertindak taktis untuk menjadi sopir.
“Makanya, nanti tim ini akan dilengkapi ranger dan sepeda motor, sehingga mereka akan bisa menjadi pasukan reaksi cepat dari Dinas Pemadam Kebakaran,” tegasnya.
Selain tim Orong-orong, Irvan juga membuat Tim Tri Mas Kintir. Tim ini merupakan gabungan dari anggota Linmas, Satpol PP dan Petugas Pemadam Kebakaran yang bertugas di air. Mereka bernama tim kintir karena mereka selalu kintir di kali atau sungai-sungai di Surabaya.
“Mereka ini terbentuk ketika sama-sama memburu ikan Arapaima. Dari tiga instansi bersinergi menjadi satu tim,” ujarnya.
Terlepas dari semua itu, Irvan mengaku selalu menyampaikan pentingnya doa kepada para anggotanya itu. Sebab, tugas dari Dinas Pemadam Kebakaran harus sigap dan reaksi cepat dalam merespon kebakaran yang datang secara tiba-tiba.
“Jadi, kekuatan doa itu menjadi sebuah dasar dalam menjalankan tugas kami sehari-hari. Bahkan , setiap malam jumat seluruh petugas Dinas Pemadam Kebakaran harus mengikuti doa bersama, termasuk pula yang ada di pos-pos atau pun di UPTD-UPTD,” imbuhnya. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar