Jumat, 19 Oktober 2018
- Jumat, Oktober 19, 2018
- progresifonline
- Hankam
- No comments
KABARPROGRESIF.COM : (Washington) Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Mulyono mewakili Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menghadiri acara The 2018 Chiefs Of Defense Conference di Washinton, D.C, Amerika Serikat, Selasa (16/10). Acara ini merupakan forum internasional puncak tahunan bagi para Panglima Militer dari mitra pertahanan AS di seluruh dunia.
Pertemuan yang baru dilaksanakan tiga kali oleh AS ini, berlangsung selama satu hari penuh dan dipimpin langsung oleh Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph Dunford. Tahun ini lebih difokuskan kepada kerjasama transregional serta mempertahankan dari ancaman Violent Extremis Organization (VEO) melalui pendekatan strategik hubungan militer guna meng-counter terorisme.
Pada kesempatan tersebut, Kasad menyampaikan tentang situasi kerjasama regional trilateral antara Indonesia, Philipina dan Malaysia di Laut Sulu atau yang dikenal dengan Terrorist Triangle Transit. Terkait isu tersebut, Kasad menyampaikan bahwa untuk mengantisipasi potensi ancaman, dilakukan dengan kegiatan patroli maritim dan patroli udara bersama serta berbagi informasi antar militer ketiga negara ini.
“Dalam konteks yang lebih luas, karakteristik transnasional dari terorisme yang memiliki jaringan internasional, untuk menghadapinya membutuhkan pemanfaatan ASEAN sebagai forum utama penting dalam kerja sama penanganan terorisme. Ini semakin urgen, dengan beralihnya pola gerakan terorisme dari yang semula terpusat di Timur Tengah, menjadi tersebar ke berbagai belahan dunia”, tegas Kasad.
“Menyadari akan kompleksitas permasalahan serta pentingnya strategi yang komprehensif, Pemerintah Indonesia mengupayakan agar pola penanganan yang diambil di tingkat nasional selaras dengan upaya dalam lingkup regional dan global,”sambungnya.
Kasad juga menyampaikan pandangannya bahwa solusi smart approach yang bersifat multi aspek dan berjangka panjang sangat efektif dalam menghadapi perkembangan organisasi ekstrimis di kawasan Indo-Pasifik. Hal ini dikarenakan diwilayah ini banyak sekali permasalahan kesenjangan diberbagai aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai ruang hidup organisasi ekstremis.
Selain penyampaian situasi kerjasama regional terkait penanganan isu Laut Sulu dari Kasad Jenderal TNI Mulyono, dalam forum ini juga terdapat penyampaian dari beberapa panglima militer negara lain diantaranya tentang pandangan global tentang ISIS, misi NATO di Irak, G5 Shahel di Afrika Barat, RSM di Afghanistan, OP Sophia/perdagangan manusia di Laut Mediterania serta pada bagian akhir dilanjutkan dengan diskusi. (arf)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar