Senin, 05 November 2018
- Senin, November 05, 2018
- progresifonline
- Metropolis
- No comments
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Vinsensius Awey mengkritisi proyek pembangunan maupun perbaikan saluran air yang seringkali dilakukan menjelang akhir tahun.
Padahal, menurutnya akhir tahun ini diperkirakan sudah memasuki musim hujan. Akibatnya, pengerjaan proyek akan kewalahan apabila dilakukan di saat musim hujan.
“Setiap tahun seperti itu, menjelang semester empat banyak pembangunan saluran air,” terangnya
Awey mengaku, proyek yang dikerjakan di akhir tahun kebanyakan berkaitan dengan saluran tersier yang ada di kawasan pemukiman. Pasalnya, tak memungkinkan waktunya jika mengerjakan saluran primer maupun sekunder.
“Kalau (Saluran Primer-sekunder) masuk pelelangan agak berat, banyak kontraktor yang gak berani,” katanya
Menurutnya, Pengerjaan saluran primer-sekunder biasanya dilakukan pada semester satu hingga dua di bulan April-Mei. Kenapa banyak pengerjaan saluran tersier di akhir tahun ? Awey mengungkapkan, bahwa di akhir tahun, pengerjaan saluran tersier bisa dilakukan dengan cara penunjukkan langsung (PL), karena nilainya tak lebih dari Rp. 200 juta. Namun persoalannya, banyak pekerjaan yang dikerjakan dengan cara seperti itu yang justru menimbulkan masalah baru.
“Banyak saluran tersier yang tak terkoneksi dengan saluran lainnya. Dengan nilai Rp. 200 juta pengerjaannya mungkin hanya beberapa meter saja,” paparnya
Namun keuntungannya, jika pengerjaan proyek dengan cara penunjukkan langsung tak tuntas bisa diteruskan di tahun berikutnya.
Politisi Partai Nasdem ini mengatakan, dana APBD yang dikelola Dinas PU Bina Marga dan Pematusan lebih dari Rp. 1 Triliun, dari jumlah itu sekitar Rp. 400 juta diperuntukkan penanggulangan banjir.
“Setiap tahun kisarannya sebesar itu, kalau melebihi kemungkinan khawatir tak terserap,” katanya
Untuk mengantisipasi banjir, Awey meminta Dinas PUBMP memprioritaskan penanganan banjir pada daerah yang rawan. Bila perlu, alokasi dana banjir difokukan pada pembebasan banjir di daerah tersebut. Jadi, pemanfaatannya tak perlu disamaratakan.
“Mungkin ada daerah tertentu terjadi genangan, tapi kalau tak berpotensi banjir. Jadi penanganan difokuskan ke daerah yang banjir,” jelasnya
Upaya lain yang harus dilakukan DPUBMP adalah dengan memperhatikan kondisi pompa. DPUBMP perlu melakukan revitalisasi atau pemeliharaan pompa sebelum musim hujan
“Khawatirnya setelah memasuki musim hujan, banyak pompa yang rusak,” tegas Awey
Kemudian, melakukan normalisasi saluran. Sedimentasi di saluran air seringkali menjadi penyebab terjadinya banjir. Untuk itu, Anggota Komisi C ini mengharapkan, DPUBMP intens melakukan pengerukan saluran. Antisipasi banjir lainnya menurut Awey yakni dengan memperbanyak bosem.
“Keberadaan bosem mini di daerah rawan banjir diperlukan guna menahan gratifitasi air,” pungkasnya. (arf)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar