Pages - Menu

Halaman

Rabu, 28 November 2018

Butuh Rp. 200 Miliar, PDAM Tawarkan 3 Cara


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Untuk mendapatkan dana Rp. 200 Miliar, PDAM Surya Sembada menawarkan tiga cara yakni berhutang, penyertaam modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan penyertaan modal dari masyarakat melalui saham. Dari ketiga solusi itu, yang dianggap gampang dan sederhana adalah berhutang.

“ Hanya saja hutang ini cenderung boros dan tentu harus mendapat persetujuan dari Pemkot,” kata Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman pada kantor berita RMOLJatim, Rabu (28/11).

Sedangkan untuk penyertaan modal dari owner, kata Mujiaman, agak sulit diharapkan karena selama ini penyertaan modal yang di dapat dari Pemkot relatif sedikit yaitu sekitar Rp. 17 miliar pertahun. Hal ini berbanding terbalik dengan setoran uang keuntungan PDAM ke Pemkot Surabaya yang mencapai Rp. 120 milliar pertahunnya.

“ Kalau mau tumbuh berkembang ya penyertaan modal dari masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat, maka masyarakat akan merasa memiliki PDAM dan kontrolnya lebih kuat," tegasnya.

Selain itu, Pemkot harus juga mempersiapkan perangkat hukumnya jika menjual saham PDAM ke masyarakat. Perangkat hukum itu, mulai dari peraturan daerah (Perda), peraturan wali kota (Perwali) atau bahkan aturan-aturan lainnya, agar masyarakat yang menaruh saham percaya dan ada jaminan tidak akan hilang uang investasinya.

Seperti diberitakan bocornya pipa utama milik PDAM Surya Sembada di Ngagel Tirto beberapa waktu lalu ternyata dibuat alasan oleh Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman untuk minta anggaran Rp. 200 Miliar setiap tahun. Anggaran tersebut dipergunakan untuk melakukan peremajaan pipa sepanjang 150 kilometer.

" Setelah saya pelajari dokumennya, setahun hanya bisa memperbaiki dan mengganti pipa sekitar 10 kilometer saja," kata Mujiaman pada kabarprogresif.com, Rabu (28/11).

Mujiaman menjelaskan pipa PDAM yang usianya tua yakni sepanjang 6.000 kilometer dan butuh waktu 40 tahun untuk menggantinya, itu pun jika pertahunnya pipa yang di ganti sepanjang 150 kilometer. Pasalnya saat ini, dengan kekuatan anggaran yang ada, PDAM hanya bisa mengganti pipa yang tua sepanjang 10 kilometer saja setiap tahun.

" Kita hitung saja, kalau 6.000 dibagi 150 ketemunya 40 tahun. Tapi kalau 6.000 dibagi 10 kilo, itu ketemunya 600 tahun. Apa itu tidak kejahatan kalau kita (PDAM) diam? Itu yang harus dipikirkan," tandasnya.

Mujiaman menjelaskan, bahwa hal itu-lah yang dilakukan oleh direksi lama, karena tidak ada anggaran penyertaan modal dari Pemkot selaku owner BUMD ini. Untuk itu Ia berharap peremajaan pipa segera dilakukan, mengingat dalam kurun waktu 10-50 tahun mendatang, kondisi kota Surabaya akan penuh dengan galian tanah akibat dampak dari banyaknya kebocoran pipa PDAM yang tertanam di dalam tanah.

“ Ini sudah ada kejadian pipa utama PDAM yang bocor di Ngagel Tirto beberapa hari lalu," pungkasnya. (arf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar