Kamis, 10 Januari 2019
- Kamis, Januari 10, 2019
- progresifonline
- Metropolis
- No comments
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pengerjaan proyek jalan Middle East Ring Road (MERR) yang dijadwalkan selesai akhir tahun 2018 lalu ternyata molor dan belum kunjung selesai. Tak tepatnya waktu penyelesaian itu namun diklaim oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya lantaran adanya pipa air yang terpotong akibat pengerjaan jalan.
" Jadi memang di lapangan ada masalah pengerjaan sehingga tak selesai." kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi, kamis (10/1).
Padahal lanjut Eri pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 75 persen dari 1,8 kilometer yang harus dilaksanakan rekanan, sedangkan yang selesai kurang pengaspalannya sepanjang 250 meter. Selain juga kurang pengerjaan jembatan.
" Pelaksanaan proyek MERR sekarang ini, pengerjaannya hanya tinggal 250 meteran dan pembuatan jembatan penghubung ke jalan Tambak Sumur." jelasnya.
Namun Eri menampik bila dilokasi proyek jalan MERR tersebut sudah tak nampak lagi banyak pekerja yang menggarap kelanjutan pembangunan jalan dengan anggaran puluhan milliaran rupiah itu. Ia hanya menyebut pengerjaan saat ini tak semasif dari seharusnya.
" Pengerjaan itu adalah penyelesaian sisa-sisa proyek di tahun 2018 oleh rekanan lama. Yang mengerjakan fisik proyek dalam rangka pemeliharaan." pungkasnya.
Seperti diberitakan proyek MERR di sungai perbatasan atau perbatasan Surabaya dan Sidoarjo, Rabu (14/11) pernah ditinjau oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersama Unit Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Kopsurgah) Jawa Timur dan Jawa Tengah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M. Najib Wahito dan Arief.
Dalam paparannya di lokasi atau di ujung proyek Merr, Risma menjelaskan panjang lebar tentang proses Merr mulai awal hingga saat ini.
Ia juga mengatakan bila proses pengerjaan proyek itu tidak mudah karena harus melakukan pembebasan di sepanjang jalan Merr itu.
Bahkan saat itu Risma juga memastikan di sisi utara yang dua jalur dan masuk ke dalam kontrak, dipastikan akan selesai hingga akhir tahun ini.
Ia juga mengaku akan mengevaluasi kembali kontruksi yang ada di ujung proyek MERR itu, karena menurut dia konstruksinya sangat mahal.
Tak hanya proyek MERR, Risma juga mengajak KPK meninjau semua proyek yang sedang dikerjakan oleh Pemkot Surabaya. Salah satunya proyek Teluk Lamong.
Sementara, Unit Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Kopsurgah) Jawa Timur dan Jawa Tengah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) M. Najib Wahito melihat ada hal-hal positif yang bisa dijadikan contoh dari Surabaya untuk daerah lainnya. Terutama dalam menyejahterakan masyarakat, ASN, dan juga pencegahan korupsinya.
Bahkan, ia menilai ada beberapa poin kunci yang dapat dijadikan contoh dari Surabaya untuk daerah lain di Indonesia, terutama dalam menjadikan daerahnya maju dan bersih dari korupsi.
Pertama, perlu ada komitmen dari pimpinan; kedua, harus didukung oleh transparansi dan partisipasi masyarakat; ketiga, harus didukung oleh birokrasi atau ASN yang berintegritas dan solid; keempat, ada optimalisasi pendapatan karena itu tujuannya untuk meningkatkan pendapatan daerah dan juga pada gilirannya nanti akan menyejahterakan masyarakat dan pegawai di pemda setempat; kelima, yang penting juga efisiensi belanja. (arf)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar