Sabtu, 22 Juni 2019
Home »
Metropolis
» Menyiapkan Pemuda Surabaya Menghadapi Perdagangan Bebas Global “Jambore Pemuda Surabaya 2019”
Menyiapkan Pemuda Surabaya Menghadapi Perdagangan Bebas Global “Jambore Pemuda Surabaya 2019”
KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Surabaya membuka Jambore Pemuda Daerah Kota Surabaya Tahun 2019. Jambore yang mengambil tema "Surabaya Colorful 2019" itu, bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong kreatifitas serta karya para pemuda dalam bidang kewirausahaan dan seni budaya. Event ini digelar selama 3 hari, yakni 21 – 23 Juni 2019 dan diikuti sekitar 200 peserta dari 27 kontingen kecamatan di Kota Surabaya.
Secara simbolis, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka event yang berlangsung selama tiga hari itu. Dalam sambutannya, Wali Kota Risma mengatakan, di sisa waktu sebelum purna tugas, ia ingin mendampingi anak-anak Surabaya agar ke depan tidak hanya menjadi penonton di kotanya. Karena itu, ia mengaku akan terus mendorong mereka agar bisa sukses melalui berbagai bidang wirausaha dan kreativitas.
“Jadi yang harus dilakukan adalah kalian tidak boleh kenal menyerah, putus asa. Kita diberikan kesempatan yang sama untuk berhasil dan suskes,” kata Wali Kota Risma saat membuka Jambore Pemuda 2019 di Gedung Gelanggang Remaja, Tambaksari Surabaya, Jum’at (21/6/2019).
Wali Kota Risma mengaku, selama ini pihaknya membangun Kota Surabaya dengan bersusah payah dan segala keterbatasan. Tapi hasilnya, berbagai fasilitas infrastruktur di Surabaya telah tersedia. Bahkan, saat ini hampir di seluruh dunia tahu tentang perkembangan Surabaya. Karena itu, ia ingin agar para pemuda Surabaya tidak menyianyiakan kesempatan yang telah ada.
“Jangan sampai kalian kalah dengan anak-anak lain di daerah, mereka sekolah jalan kaki itu ada yang hampir 5 kilometer. Nah, semua fasilitas di Surabaya sudah ada, karena itu kalian jangan sampai kalah dan hanya jadi penonton,” tegasnya.
Ia menyebut, tahun depan Indonesia menghadapi era perdagangan dunia. Era dimana semua produk dari seluruh dunia bisa masuk ke Indonesia. Serta sebaliknya, produk-produk Indonesia juga bisa masuk ke seluruh negara di dunia.
“Tahun depan adalah era perdagangan dunia yang kita tidak bisa lagi menolak, kita tidak boleh bermalas-malasan. Karena itu ayo kita berusaha, ubah dunia ini, goncangkan dunia ini untuk kalian bisa berhasil dan sukses," jelasnya.
Kendati demikian, ia mencontohkan, para pendahulu Surabaya dikenal sebagai pejuang yang tidak kenal menyerah. Dengan segala keterbatasan alat, mereka mampu mengusir para penjajah. Makanya, Wali Kota Risma berharap kepada para pemuda agar bisa mencontoh perjuangan para pendahulu Surabaya.
“Buktikan kalian adalah anak-anak Surabaya yang mampu mempunyai kesejahteraan terbaik di dunia. Mari kita buktikan pada dunia, kita bisa sukses dan bisa berhasil,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Surabaya, M. Afghani Wardhana menyampaikan, Jambore Pemuda merupakan program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Tahun 2018, Jambore tingkat provinsi telah digelar di Sidoarjo dan tahun ini Surabaya menggelar untuk tingkat kota.
“Tujuannya adalah bagaimana menumbuhkembangkan dan mendorong kreativitas pemuda, baik di bidang kewirausahaan maupun seni dan budaya,” kata Afghani.
Dalam event ini, ia menjelaskan, panitia telah menyiapkan stand-stand untuk menampilkan produk unggulan pemuda Surabaya. Peserta yang mencapai 200 itu, berasal dari para pemuda kreatif di 31 kecamatan Surabaya. Tak hanya itu, selain menampilkan produk-produk unggulan, nantinya mereka juga bakal menampilkan kreativitas di bidang seni budaya.
“Kreativitas mereka itu kita gali, mereka nanti akan menampilkan karya-karyanya dan yang juara akan kita kirim ke provinsi, begitu juga yang berhasil di tingkat provinsi akan dikirim ke tingkat nasional,” jelasnya.
Di sisi lain, Afghani menyebut, event ini juga sebagai langkah Pemkot Surabaya menyiapkan anak-anak muda dalam menghadapi perdagangan bebas global. Sebab, nantinya persaingan angkatan kerja begitu besar, di sisi lain kompetisinya bukan dengan teman, namun sudah skala global.
“Karena itu masing-masing anak muda harus punya advantage, keunggulan di bidang kewirausahaan dan lain-lain,” pungkasnya. (arf)
0 komentar:
Posting Komentar