Hal ini penting dilakukan untuk menjamin kesehatan di sekolah.
“Jadi, tes swab untuk para guru ini akan terus kami lakukan. Meskipun banyak guru ditemukan positif, tapi tren kesembuhan di Surabaya juga sangat banyak, yang sembuh itu lebih besar daripada yang sakit, setiap hari sekarang seperti itu,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Jum'at (4/9).
Menurut Risma, yang saat ini terus dilakukan adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan mengobati yang sakit. Bahkan, dia mengaku tidak terlalu mengurusi mutasi virusnya.
“Fokus saya ya memutus mata rantai penyebarannya, dan mengobati yang sudah sakit,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPB Linmas Surabaya Irvan Widyanto menjelaskan bahwa hingga saat ini total sudah ada 3.882 guru yang sudah melaksanakan tes swab massal gratis dari pemkot.
Dari keseluruhan tersebut, baru 3.082 spesimen yang sudah keluar hasilnya melalui uji PCR Labkesda Surabaya.
"Hingga saat ini tes swab massal ini masih terus berlangsung. Pemkot Surabaya berkomitmen untuk menuntaskan tes swab kepada seluruh guru SD dan SMP di Surabaya," kata Irvan.
Ia menjelaskan, dari 3.082 spesimen yang keluar, diketahui 393 di antaranya positif Covid-19. Jumlah ini sama dengan 13 persen dari keseluruhan guru yang dites.
Sementara sisanya, yaitu 2.675 atau 87 persen dinyatakan negatif COVID-19.
"Untuk guru yang positif langsung kami isolasi. Kalau yang sakit dibawa ke rumah sakit rujukan, sementara yang tanpa gejala dikarantina di Hotel Asrama Haji," imbuhnya.
Irvan mengatakan, dalam sehari Pemkot Surabaya bisa melakukan tes swab terhadap ratusan orang guru.
Pada Selasa (1/9) lalu, ada 606 guru yang mengikuti tes swab massal di Labkesda Gayungan.
Mereka merupakan guru SD, baik negeri maupun swasta yang berasal dari wilayah Surabaya Barat.
"Biasanya kami lakukan tes swab massal itu hingga pukul 11.00 WIB. Alhamdulillah selalu berjalan lancar dan para guru terlihat sangat antusias," imbuhnya.
Mantan Kasatpol PP Surabaya ini juga menjelaskan bahwa tes swab ini tidak berkaitan dengan rencana pembukaan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Sebab, ia memastikan bahwa hingga saat ini rencana tersebut masih dievaluasi untuk menemukan formula yang tepat agar bisa meminimalisir penularan Covid-19 di sekolah.
"Kami cari yang terbaik. Kami utamakan pencegahan, jangan sampai terjadi penularan. Tidak harus menunggu semua guru sembuh, karena ini hal yang tidak berkaitan," pungkasnya. (Ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar