Bahkan, pemkot semakin memperketat pencegahan dan pengawasan untuk memutus mata rantai pandemi tersebut.
Salah satunya dengan menerapkan rapid test dan swab bagi para pendatang yang menginap di Surabaya.
Langkah yang diambil Pemkot Surabaya ini lantaran saat ini angka kesembuhan di Surabaya setiap harinya jauh lebih tinggi dibandingkan pasien baru yang terkonfirmasi Covid-19.
Namun masyarakat agar tidak boleh ceroboh dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
“Kita tidak boleh ceroboh yang kemudian dapat menyebabkan reborn Covid-19 di Surabaya,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat menghadiri acara Kampanye Penggunaan Sekaligus Pembagian Masker Dalam Rangka Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/9).
Risma mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya per kemarin, Rabu (9/9), angka pasien baru berjumlah 26 orang.
Sementara itu, untuk pasien yang dinyatakan sembuh dalam satu hari kemarin mencapai 104 orang.
Artinya, rata-rata angka kesembuhan lebih besar.
“Saya matur nuwun sekali (terima kasih). Semua ini berkat seluruh jajaran dari TNI, Polri maupun masyarakat saling bahu membahu. Jadi pengamanannya sampai di warung kopi, pasar dan kawasan pemukiman,” paparnya.
Meski demikian, ia bersama jajarannya akan terus aktif dalam menjaga protokol di semua di semua sektor masyarakat.
Di antaranya, warung kopi, pasar, mal, wilayah perkampungan, serta beberapa tempat publik yang berpotensi menjadi kerumunan masal.
Makanya, setiap hari, lurah dan camat terus berkomunikasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Koramil, hingga polsek aktif bergerak.
“Mereka bergerak terus untuk menjaga protokol-protokol itu tadi setiap hari,” katanya.
Untuk mengantisipasi dan menjaga Surabaya agar semakin terkendali, Risma juga menyatakan, bahwa pemkot akan memberlakukan kembali kebijakan pencegahan Covid-19 seperti dahulu.
Yakni, mewajibkan rapid test dan swab kepada para pendatang yang menginap di Surabaya. Selain itu pula pemkot juga menyiapkan beberapa tempat untuk pemeriksaan.
“Jadi nanti kita siapkan untuk para tamu terutama yang menginap (di Surabaya) untuk melakukan beberapa tahapan itu,” jelas dia.
Menurut dia, hingga saat ini hampir 75 persen pasien yang dirawat di rumah sakit sudah dinyatakan negatif.
Namun, ia menyebut, pasien belum bisa pulang lantaran terkendala oleh komorbid (penyakit penyerta).
”Mudah-mudahan ini bisa segera selesai, sehingga ekonomi di Kota Pahlawan segera pulih,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar