KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armudji kembali unggul dalam survei jelang Pilkada Kota Pahlawan.
Yang terbaru, survei Populi Center menyebutkan, elektabilitas (keterpilihan) Eri Cahyadi - Armuji mencapai 41,0 persen, mengungguli pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno sebesar 37,7 persen.
Adapun yang tidak menjawab 21,3 persen. Survei digelar 6-13 Oktober 2020 dengan 800 responden.
Adapun Margin of error sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayan 95 persen.
Peneliti Populi Center, Jefri Adriansyah menambahkan, angka yang diperoleh Eri-Armudji sangat meyakinkan dibandingkan lawannya Machfud Arifin-Mujiaman.
Hal ini mengingat Eri-Armudji relatif kalah start dibanding Machfud Arifin yang muncul sejak jauh hari.
Bahkan, bisa dibilang Machfud sudah menjalankan aktivitas politik menyambut Pilkada Surabaya sejak awal 2020.
Adapun Eri Cahyadi baru diumumkan sebagai calon wali kota pada September 2020. Kerja Eri-Armudji rupanya efektif sehingga dalam waktu sebulan langsung menyalip Machfud Arifin.
"Saya cukup kaget karena suara Eri-Armudji bisa mengimbangi Pak Machfud yang sejak Januari sudah melakukan langkah maju Pilwali Surabaya. Banyaknya partai yang mengusung Pak Machfud tak memberikan efek yang signifikan," ujarnya dalam publikasi hasil survei, Jumat (30/10/2020).
Tingginya pemilih yang terpikat dengan Eri-Armudji, kata Jefri, karena masyarakat sangat ingin memilih calon yang berlatar belakang birokrat yang mencapai 21,2 persen.
Lalu disusul akademisi 13,2 persen san politisi 12,8 persen.
"Jika dilihat dari preferensi pemilih masyarakat ini, sangat tidak mengherankan jika Eri-Armudji unggul. Sebab latar belakang mas Eri dan Pak Armudji masuk dalam tiga besar yang diinginkan masyarakat. Kesuksesan Bu Risma yang miliki latar belakang birokrat akan berpengaruh pada pemilih pilkada kali ini. Dan Mas Eri memiliki latar belakang birokrat," jelasnya.
Dari sisi popularitas, Eri Cahyadi sebenarnya masih kalah dibanding Machfud. Machfud sudah dikenal 74 persen pemilih, sedangkan Eri baru 68,8 persen.
Namun, elektabilitas Eri lebih tinggi. Artinya, jika tingkat pengenalan Eri lebih tinggi, maka elektabilitasnya dimungkinkan semakin jauh meninggalkan Machfud.
Sebelumnya, Pusat Demokrasi dan HAM (PusdeHAM) juga merilis hasil survei, dengan hasil Eri Cahyadi-Armuji 48,6 persen, Machfud 42,1 persen, dan yang belum menentukan pilihan 9,3 persen.
Survei digelar awal Oktober 2020 dengan jumlah responden 1.000 orang dan margin of error plus-minus 3 persen.
“Sebenarnya Eri-Armuji ini kan bisa dibilang relatif baru, kalah start dibanding Pak Machfud yang sudah gebyar sejak awal tahun. Namun, dari hasil survei terlihat, kesolidan dan beberapa faktor lain tampak menonjol sehingga Eri-Armuji bergerak menyalip Machfud-Mujiaman setelah diumumkan,” ujar Andik.
Andik mengatakan, ada beberapa faktor utama kenapa paslon Eri-Armuji unggul dibanding lawannya Machfud Arifin-Mujiaman.
“Ada tiga faktor utama yang mendulang keunggulan paslon Eri-Armuji. Yakni karena faktor Bu Risma, lalu sosok Eri Cahyadi dan Armuji sendiri, dan mesin PDI Perjuangan yang solid,” pungkas Andik. (Ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar