KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Puluhan siswa, SD dan SMP bersama sejumlah keluarga serta perwakilan dari sekolah menerima penghargaan Awarding Surabaya Eco School 2020 di Ruang Sidang Wali Kota, Lantai II Balai Kota Surabaya, Jum'at (8/1).
Penghargaan ini diberikan kepada 40 orang siswa, guru dan kepala sekolah terbaik pada pelaksanaan awarding Surabaya Eco School 2020.
Kali ini, tema yang diambil adalah, "Climate Action on Pandemic" dengan gerakan Sekolah Sadar Iklim 2020 dan Keluarga Sadar Iklim 2020.
Program Surabaya Eco School ini diharapkan dapat memberikan pendidikan lebih dini kepada anak-anak agar peduli terhadap lingkungan.
Apalagi di masa pandemi, mereka diarahkan kepada keluarga yang peduli terhadap ekosistem dan iklim.
"Karena memang Surabaya sendiri sudah berhasil menurunkan 2 derajat suhu pemanasan global. Dan ini yang kita harapkan bisa berlanjut pada generasi ke depan, anak muda, anak didik yang melanjutkan kita," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana usai kegiatan awarding.
Menurut dia, melalui pendidikan terhadap kepedulian lingkungan lebih awal, maka akan menumbuhkan kebiasaan yang lebih baik bagi anak-anak.
Meski begitu, kekurangan terkait kepedulian lingkungan juga diharapkan bisa terus diperbaiki ke depannya.
Untuk itu, pemkot akan terus memberikan dukungan terhadap aksi lingkungan tersebut.
"Artinya, nanti bisa kita lanjutkan dari Dinas Pendidikan, DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) untuk lebih aktif lagi memantau sekolah itu agar lebih peduli pada lingkungan," ujarnya.
Apalagi, kata Whisnu, problem yang ada di perkotaan sendiri salah satunya adalah tentang sampah dan banjir.
Nah, untuk mengatasi hal itu diperlukan upaya-upaya pengelolaan sampah yang dimulai dari hulu, seperti di sekolah, rumah tangga dan perkampungan.
"Contoh tadi ada SDN Menanggal yang mengolah kompos sampai bisa menghasilkan 1 ton kompos. Juga beberapa SD lain yang bisa sampai tiga ton. Ini kan luar biasa. Hal seperti ini yang kita harapkan sehingga nanti sampai bisa tereduksi dari hulunya," paparnya.
Meski demikian, Whisnu mengungkapkan bahwa Pemkot Surabaya terus berupaya menekan volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Upaya pemkot ini salah satunya dilakukan dengan cara mengelola sampah menjadi energi listrik.
"Kita harapkan tidak terus bertambah volumenya yang di TPA, walaupun penduduk Surabaya bertambah. Tetapi, ada penyelesaian di hulu, pengolahan di hulu, baik di sekolah, rumah tangga dan kampung-kampung sehingga juga bermanfaat bagi warga," terangnya.
Tak hanya bermanfaat untuk menekan jumlah volume sampah di TPA dan mencegah terjadinya banjir.
Menurut Whisnu, pengelolaan sampah yang dilakukan warga ini sebenarnya juga dapat menambah income pendapatan.
"Bank sampah, komposting, itu akan menjadikan tambahan ekonomi juga bagi warga Surabaya," pungkasnya. (Ar)
0 komentar:
Posting Komentar