Pages - Menu

Halaman

Senin, 01 Februari 2021

Kudeta Demokrat, AHY Beberkan Kadernya Diimingi Jumlah Uang Besar


KABARPROGRESIF.COM: (Jakarta) Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan banyak kader Demokrat yang dipaksa untuk mengukudeta dirinya. 

Ajakan kudeta dirinya tersebut didapatkan kader lewat telpon ataupun pertemuan langsung. Sehingga ini menjadi perhatian bagi dirinya dan juga kader internal partainya.

“Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti dengan paksa ketua umum tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung,” ujar AHY dalam konfrensi pers di Kantor DPP Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta, Senin (1/2).

AHY mengatakan, kudeta tersebut disinyalir lantaran dirinya diisukan bakal ikut dalam Pilpres 2024 mendatang. Sehingga kudeta tersebut dilakukan oknum secara masif.

“Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum PD, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang,” katanya.

AHY berujar, kudeta dirinya dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat lewat adanya Kongres Luar Biasa (KLB). Sehingga hal ini yang membuat dirinya dan kader untuk menyelamatkan kepemimpinan Demokrat ini.

“Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum PD yang sah, adalah dengan menyelenggarakan KLB,” tegasnya.

AHY mengatakan, bahwa oknum yang ingin mengkudetanya menargetkan 360 pemegang suara KLB dengan sejumlah imbalan uang. Sehingga cara-cara kotor ini tidak bisa dianggap remeh.

“Para pemegang suara diajak dan dipengaruhi dengan imbalaun uang dalam jumlah yang besar,” katanya.

Bahkan AHY mengungkapkan, oknuk tersebut merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya.

“Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar