KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan tidak mengijinkan Persebaya menggunakan Stadion Gelora 10 Nopember (G10N) dan Gelor Bung Tomo (GBT) dipakai latihan secara jangka panjang.
Padahal kedua stadion itu renovasinya telah selesai.
Alasan Pemkot Surabaya melarang Persebaya menggunakan Gelora 10 Nopember (G10N) dan Gelor Bung Tomo (GBT) sebab akan dipakai untuk pusat latihan kecabangan (Puslatcab) guna persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
"Secara teknis sudah selesai, tetapi hari ini dan 6 bulan Kedepan, akan dipakai latihan Puslatcab, guna persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov)," tegas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Surabaya, Afghani Wardana saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya, Jumat (19/3).
Selain Puslatcab untuk persiapan Porprov, kata Afgan, Gelora 10 Nopember (G10N) juga akan digunakan Akademi Sepakbola Surabaya (ASS), sebagai ajang pencarian bakat untuk anak - anak Surabaya.
"Dispora nanti akan bersinergi untuk melakukan seleksi dengan seluruh SSB dan juga Unesa. Karena Surabaya sendiri sudah lama tak memiliki bintang seperti Evan Dimas, Andik Vermansah," paparnya.
Nah dengan adanya Puslatcab, ASS, dan persiapan Porprov Jawa Timur lanjut Afgan maka dipastikan Persebaya tidak bisa menggunakan 2 Stadion tersebut, dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Kalau sifatnya isidentil, coba PT Persebaya untuk melakukan pendaftaran melalui UPTSA yang ada di Siola, atau pun bisa melalui online," saran Afgani.
Kendati demikian sambung Kabid Sarana Prasarana Pemkot Surabaya, Eddy Santoso, Persebaya tak usah berkecil hati sebab Pemkot telah mengijinkan klub kebanggaan arek Surabaya ini untuk memakai semua lapangan di Surabaya sebagai tempat latihan, selain 2 Stadion tersebut.
"Kan masih ada ratusan lapangan yang bisa dipakai Persebaya, layak juga lapangan tersebut kalau cuma dipakai latihan. Bahkan gratis," ujar Eddy.
Sementara itu, salah satu pentolan Bonekmania, Dadang Kosasih, yang ditemui di Jalan Jimerto Surabaya, menyayangkan sikap yang diambil oleh Pemkot Surabaya, melalui Kadispora Surabaya, Afghani Wardana.
"Itu sama dengan menghancurkan Persebaya. Masa ikon Kota Surabaya, tapi ber-home base di Sidoarjo, enggak masuk akal," kesal Dadang.
Dadang melanjutkan, Persebaya Surabaya ini milik warga Surabaya, tapi untuk memakai Gelora 10 Nopember (G10N) tidak bisa.
"Seperti Gelora 10 Nopember, tidak bisa dipakai oleh Persebaya dengan alasan mulai perbaikan, tapi buktinya dipakai tim lain bisa, apa-apaan ini," terang Dadang.
Bahkan Dadang menilai bila Dispora Surabaya saat dipimpin Afgani Wardana terlihat seolah tak berpihak pada Persebaya yang merupakan klub kebanggaan arek Surabaya.
"Ini kan sebuah kebodohan yang dilakukan oleh Dispora itu sendiri. Pak Afghan harus mempunyai kebijakan untuk Persebaya, karena Persebaya ini adalah ikon dari Kota Surabaya," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar