KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sebanyak tiga kelurahan di Kota Surabaya menerima penghargaan sebagai Kelurahan Bersih dan Lestari (Berseri) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur 2021 di salah satu hotel di Kabupaten Sidoarjo, Senin (22/11).
Penyerahan penghargaan itu digelar bersamaan dengan Workshop pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Tiga kelurahan yang mendapatkan penghargaan itu adalah Kelurahan Simomulyo, Kelurahan Margorejo, dan Kelurahan Perak Utara. Alhamdulillah tadi Pak Lurahnya langsung yang menerima penghargaan itu di Sidoarjo,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Suharto Wardoyo.
Dalam penghargaan itu, lanjut dia, ada tiga kategori penghargaan, yaitu Kategori Pratama, Madya dan Mandiri.
Ia menjelaskan bahwa kategori Mandiri inilah yang paling tinggi nilainya.
“Nah, khusus untuk Kota Surabaya, Kelurahan Simomulyo dan Kelurahan Margorejo mendapatkan penghargaan kategori Pratama, dan Kelurahan Perak Utara mendapatkan penghargaan kategori Madya,” ujarnya.
Meskipun mendapatkan penghargaan, Suharto Wardoyo meminta kelurahan-kelurahan itu tidak berpuas diri.
Bahkan, ia meminta para kelurahan itu untuk terus berbenah demi kebaikan warganya.
“Yang sudah mendapatkan penghargaan jangan cepat puas, dan yang belum mendapatkan penghargaan ayo terus bergerak memperbaiki lingkungannya, tujuan utamanya untuk kebaikan warganya, penghargaan itu hanyalah bonus bagi kita,” katanya.
Lurah Perak Utara Kecamatan Pabean Cantikan Tri Sukoyono mengaku bersyukur karena mendapatkan penghargaan lagi dari DLH Jatim.
Sebab, tahun sebelumnya ia mengaku sudah mendapatkan penghargaan serupa namun kategori Pratama, dan tahun ini lebih tinggi naik ke kategori Madya.
“Tentu ini akan lebih meningkatkan semangat saya dan warga saya dalam mengelola sampah mandiri, karena itu sangat bermanfaat bagi kehidupan sosial di wilayahnya,” kata Tri Sukoyono.
Ia juga menjelaskan sistem pengelolaan sampah mandiri di wilayahnya. Menurutnya, di wilayahnya itu warga kompak melakukan pemilihan sampah rumah tangga, seperti botol plastik dan kardus-kardus.
Lalu, petugas bank sampah mengumpulkan sampah-sampah yang sudah dipilah-pilah warga itu lalu dijual, sehingga setiap rumah warga itu kini punya buku tabungan sampah.
“Dan itu sudah diterapkan di beberapa RW di wilayah kami, dan ini akan terus berkembang di hampir semua RW,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jatim Ratih Murwani yang menggantikan Kepala DLH Pemprov Jatim dalam acara itu mengapresiasi Kota Surabaya karena hampir setiap tahun pasti ada yang meraih penghargaan.
Bahkan, beberapa kelurahan yang diusulkan oleh Pemkot Surabaya rata-rata sukses mendapatkan penghargaan.
“Surabaya itu konsisten masuk terus, sebagian besar Surabaya bagus lah. Dan di Surabaya itu pengelolaan sampahnya mengakar di masyarakatnya, jadi sudah bagus dan tinggal membimbing terus. Jadi, kalau Surabaya itu saya pikir sudah bagus,” kata Ratih.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa total peserta sebenarnya ada 126 desa atau kelurahan. Setelah dilakukan penilaian, sebanyak 100 desa atau kelurahan yang diberi apresiasi atau penghargaan dalam tiga kategori, yaitu Pratama, Madya dan Mandiri.
“Jadi, tujuan acara ini sebenarnya untuk memacu masyarakat agar lebih aware terhadap lingkungannya, karena dimana-mana sampah itu isunya jelek dan dampaknya bermacam-macam. Padahal kalau dikelola dengan baik ternyata bisa mendatangkan income juga bagi warga. Jadi, kita harus mengubah mindset masyarakat itu supaya tidak membuang sampah sembarangan,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar