KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Kali ini, operasi pasar digelar di tiga kelurahan Kecamatan Tandes, Selasa (25/1).
Di titik pertama, Dinkopumdag menyasar Kantor Kelurahan Tandes di Jalan Darmo Indah Blok K No 10 Surabaya.
Sedangkan di titik kedua, berada di Balai RW 05, Jalan Balongsari Tama dan ketiga di Kantor Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes.
"Operasi pasar yang digelar hari ini, Pemkot Surabaya menyediakan 85 karton/ 1020 liter minyak goreng di Kantor Kecamatan Tandes, 85 karton/ 1020 liter di Balai RW 05 Jalan Balongsari Tama dan 80 karton/ 960 liter di Kantor Kelurahan Manukan Kulon," kata Kepala Dinkopumdag, Fauzie Mustaqiem Yos, Selasa (25/1).
Pria yang akrab disapa Yos itu menjelaskan, bahwa operasi pasar ini sudah digelar beberapa kali di Kota Pahlawan. Bahkan sebelumnya, digelar di Kecamatan Genteng, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Gayungan serta di Pasar Wonokromo, yang dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi serta Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko RI) Airlangga Hartarto.
"Kita operasi pasar minyak goreng itu sebetulnya sudah lama, sejak minggu lalu sebelum Kemenko RI itu turun di Pasar Wonokromo, saat itu Pak Wali Kota juga hadir," kata Yos.
Bahkan, Wali Kota Eri turun untuk kedua kalinya memantau peredaran minyak goreng di toko ritel modern pada Minggu (23/1) lalu.
Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga minyak goreng yang beredar di Kota Surabaya tetap stabil dan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 14.000 per liter.
Di samping melakukan pemantauan stok dan harga minyak goreng di pasaran, Pemkot Surabaya melalui Dinkopumdag juga kembali menggelar operasi pasar hingga 28 Januari 2022 mendatang.
"Totalnya, hingga sekarang operasi pasar sudah digelar di 10 kecamatan lebih. Kalau sampai tanggal 28 Januari ternyata masih ada (kenaikan harga), kita gerakkan lagi," jelas Yos.
Seperti yang dijelaskan oleh Yos sebelumnya, operasi pasar di kecamatan se-Kota Surabaya ini, bertujuan untuk memberikan kemudahan masyarakat mendapat minyak goreng.
Karena, saat ini minyak goreng di beberapa pasar dan toko ritel mulai kehabisan stok.
Untuk mendapatkan minyak goreng pada saat operasi pasar, masyarakat dimohon agar membawa fotokopi KTP yang ditunjukkan kepada petugas kecamatan dan kelurahan. Setelah itu, per orang hanya diperbolehkan membeli minyak goreng maksimal 2 liter, dengan harga per liternya Rp 14.000.
"Kita batasi pembeliannya. Per kotak itu isinya 12 liter, di tiap kelurahan itu ada 100 kotak minyak goreng. Artinya ada 1200 liter minyak goreng per kelurahan," ujarnya.
Untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng, dia juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim, Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim dan distributor minyak goreng.
"Kalau masih ada kenaikan harga, kami tetap gelar operasi pasar. Kami juga akan mengundang stakeholder yang berkaitan dengan minyak goreng," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar